Belajar dari Rumah: Masih Ada Kesenjangan Pendidikan di Indonesia?

Artikel ini diproduksi oleh ABC Indonesia

Belajar dari rumah telah menjadi bagian dari \'new normal\' warga Indonesia dalam menjalani kehidupan di tengah pandemi virus corona. Namun kendala infrastruktur dan teknologi membuat adanya kesenjangan pendidikan antar daerah.

Sherly Lewerissa, warga di Ambon sudah hampir tiga bulan punya tanggung jawab tambahan di rumah.

Selain harus mengajar dengan metode online sebagai dosen di Universitas Pattimura, ia juga harus mendampingi kedua anaknya belajar dari rumah.

Putera sulungnya, Hillary de Queoljoe sekarang duduk di kelas 7 SMP Negeri 6, sementara adik Hillary, Marchella de Qoeljoe adalah murid kelas 1 Sekolah Citra Kasih, di Ambon, Maluku.

http://www.abc.net.au/cm/rimage/12296264-3x2-thumbnail.jpg?v=2

Supplied: Sherly Lewerissa.: Sherly (kiri) merasakan perbedaan metode belajar di rumah yang dijalani anaknya, Marchella, dan Hillary.

Saat mendampingi kedua anaknya, Sherly menemukan perbedaan antara penggunaan teknologi internet di sekolah swasta dan negeri.

Hillary yang sekolah di SMP negeri tidak pernah mengalami proses belajar mengajar lewat daring, hanya menggunakan buku pelajaran dan Lembar Kerja Siswa (LKS) yang diinstruksikan guru melalui aplikasi WhatsApp.

Sementara bagi adiknya, Marchella, setidaknya ada tiga pertemuan dalam sepekan lewat aplikasi Zoom, selain seratus persen materinya tersedia online.

Inovasi Anak Bangsa di Tengah Pandemi COVID

Sejumlah ilmuwan serta beberapa warga Indonesia telah menghasilkan penemuan berbasis teknologi untuk membantu tenaga kesehatan dalam menangani penularan virus corona.