Ketika New Normal Bantu Keberlangsungan Objek Wisata Sejarah

by
https://awsimages.detik.net.id/community/media/visual/2020/05/28/afd32cb0-d6ba-4c8d-b0d6-1dc3c4782094_169.jpeg?w=780&q=90
Wisata sejarah Italia (Guillaume Baptiste/AFP)

Paestum -

Tak hanya mall dan objek wisata populer yang mulai menerapkan new normal atau kenormalan baru. Objek wisata sejarah di Italia ini juga menerapkannya, bisa menjadi untuk Indonesia.

Soal melestarikan objek wisata sejarah, Italia adalah juaranya. Setelah Colosseum dan Pompeii, kini giliran kuil Yunani di Paestum yang mulai dibuka kembali usai pelonggaran lockdown di Italia.

Dilansir detikcom dari AFP, Jumat (29/5/2020), objek wisata sejarah sejak zaman Yunani itu pun telah mulai dibuka kembali sejak 18 Mei lalu. Hanya saja, protokol kesehatan telah dimplementasikan dengan baik.

Di pintu masuk, pengunjung pun diwajibkan melakukan pengukuran suhu dan prosedur kesehatan lainnya. Tak sampai situ, jumlah pengunjung yang boleh masuk ke dalam pun akan dibatasi dan tak boleh berbarengan atau kelewat penuh.

Agar lebih aman, pengunjung pun wajib membersihkan tangan dan mengenakan masker. Jalur masuk hingga keluar pun dibuat satu arah, lengkap dengan jalurnya yang telah diberi marka.

Yang lebih kerennya lagi, pengelola Kuil Paestum juga membuat sebuah aplikasi khusus gratis yang bisa diunduh pengunjung. Selain berisi panduan dan informasi, aplikasi itu juga akan memberitahu pengunjung apabila terlalu banyak orang berkerumun di satu tempat.

"Di satu sisi kami ingin memberikan ilmu budaya yang tak membuat pengunjung merasakan adanya batasan, tapi sebagai kesempatan untuk kembali hidup dengan keindahan budaya dan kebebasan," ujar direktur pengelola situs, Gabriel Zuchtriegel.

Ditambahkan oleh Gabriel, fase relaksasi setelah lockdown menjadi kesempatan bagi pihaknya untuk mengubah gaya wisata di objek wisata sejarah yang dikelolanya. Terlebih, di tengah kondisi pandemi seperti COVID-19 ini.

"Kami harus berfokus pada tipe pariwisata lain, hubungan dengan pengunjung yang lebih intense, fokus pada satu satu orang. Siapa tahu kalau ini bisa menjadi model untuk menerapkan slow tourism di masa mendatang," ujar Gabriel.

Tentu sudah jadi rahasia umum, kalau objek wisata sejarah begitu rentan dan cukup kontradiktif dengan mass tourism atau wisata masal. Hadirnya pandemi virus Corona mungkin bisa jadi kesempatan untuk mengelola gaya wisata baru yang lebih ramah untuk objek wisata sejarah.

Simak Video "Bocoran Protokol New Normal yang Akan Diterapkan Jokowi"
[Gambas:Video 20detik]
(rdy/fem)