https://akcdn.detik.net.id/visual/2019/12/22/e53d5edf-9a76-4b5f-a7c4-e5806c32a290_169.jpeg?w=1280&q=90
Bukan Menunda Tahun Ajaran Baru, Kemdikbud Sarankan Ubah Metode Belajar/ Foto: iStock

Bukan Menunda Tahun Ajaran Baru, Kemdikbud Sarankan Ubah Metode Belajar

by

link telah dicopy
Jakarta -

Di tengah pandemi Covid-19 ini Bunda pasti khawatir dengan kondisi kesehatan anak. Waktu anak kembali ke sekolah menyita perhatian Ayah dan Bunda.

Ada rumor yang menyebut bahwa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) akan membuka sekolah di pada awal tahun ajaran baru di bulan Juli. Tapi, Mendikbud menyatakan hal tersebut tidak benar, Bunda.

"Kami tidak pernah mengeluarkan pernyataan kepastian, karena memang keputusannya bukan di kami. Jadi mohon stakeholders atau media yang menyebut itu, itu tidak benar," jelas Mendikbud Nadiem Anwar Makarim, dikutip dari situs resmi Kemdikbud.

Nadiem mengatakan bahwa keputusan pembukaan kembali sekolah akan ditetapkan berdasarkan pertimbangan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19. Jadi, keputusannya bukan sepihak dari Kemdikbud saja.

"Harus diketahui bahwa Kemendikbud sudah siap dengan semua skenario. Kami sudah ada berbagai macam. Tapi tentunya keputusan itu ada di dalam Gugus Tugas, bukan Kemdikbud sendiri. Jadi, kami yang akan mengeksekusi dan mengoordinasikan," kata Nadiem, dalam Rapat Kerja secara telekonferensi dengan Komisi X DPR RI pada Rabu (20/5/2020).

Keputusan tentang kapan dan seperti apa nantinya akan dipertimbangkan bersama Gugus Tugas. Karena ini tak hanya melibatkan pendidikan, tapi juga faktor kesehatan.

Kemdikbud menilai saat ini tidak diperlukan perubahan tahun ajaran baru. Tapi, metode belajarnya saja yang berbeda, di rumah atau di sekolah.

Komisioner KPAI bidang pendidikan, Retno Listyarti secara pribadi membuat angket tentang rencana sekolah dibuka di masa pandemi. Sasaran kuesioner ini adalah siswa, guru, dan orang tua.

Setelah kuesioner dibagikan lewat media sosial, data sementara yang diperoleh cukup unik, Bunda. Sebagian besar siswa setuju untuk kembali sekolah pada Juli nanti. Tapi, tidak dengan orang tua mereka.

"Sebagian besar anak setuju sekolah dibuka karena kemungkinan mereka sudah jenuh belajar dari rumah," kata Retno dalam pesan yang diterima HaiBunda pada Jumat (29/5/2020).

Sebelumnya, KPAI juga telah mengadakan survei terkait Pembelajaran Jarak Jaug (PJJ). Data survei menunjukkan, siswa jenuh selama PJJ. Mereka lebih senang belajar di sekolah.

"Sedangkan orang tua yang menolak sekolah dibuka kembali menunjukkan bahwa mereka khawatir akan keselamatan dan kesehatan anak-anaknya ketika sekolah dibuka di masa pandemi," jelas Retno.

Orang tua berpendapat seperti ini mengingat kasus COVID-19 masih tinggi. Persiapan juga belum memadai untuk menerapkan protokol kesehatan di sekolah.

Namun, Retno membutuhkan waktu untuk menganalisis data kuesioner lebih detail lagi. Data perlu diolah dan dianalisis.

Lihat juga kondisi restoran di era new normal berikut ini, Bunda.

[Gambas:Video Haibunda]

(sih/rap)
link telah dicopy