Ombudsman Terima Laporan Ada Spesimen Pasien Corona di Medan Hilang

by
https://awsimages.detik.net.id/community/media/visual/2020/05/12/e15612fc-234c-4a88-9a82-b0456e4565d1_169.jpeg?w=700&q=90
Ilustrasi Corona (Foto: Edi Wahyono-detikcom)

Medan -

Ombudsman Perwakilan Sumatera Utara (Sumut) mengatakan pihaknya menerima laporan soal hilangnya spesimen swab salah satu pasien terkait Corona di Medan. Sampel yang hilang tersebut merupakan milik pasien anak berusia 12 tahun.

Kepala Ombudsman Perwakilan Sumut, Abyadi Siregar, mengatakan sampel tersebut merupakan milik pasien yang dirawat di RS Pirngadi Medan. Dia mengatakan pihaknya awalnya mendapat laporan soal hasil uji swab yang tak kunjung diterima oleh pasien.

"Kita menerima laporan bahwa ada hasil tes swab itu, anak itu dirawat sejak tanggal 4 (Mei), tanggal 6 (Mei) diambil spesimen swab-nya. Lalu, setelah diambil hasil swab pertama keluar hasilnya sekitar tanggal 13 atau 15 itu. kemudian tes swab kedua diambil spesimennya tanggal 8 Mei. Sampai laporan disampaikan ke kita tanggal 25 (Mei) itu belum ada hasilnya. Artinya ada sekitar 17 hari, ini menjadi pertanyaan," ucap Abyadi, Jumat (29/5/2020).

Usai menerima laporan, dia mengatakan pihaknya menanyakan ke pihak terkait soal uji swab anak tersebut. Menurut Abyadi, harusnya uji swab di Sumut bisa berlangsung cepat karena sudah memiliki laboratorium sendiri di RS USU.

"Kenapa begitu lama padahal kita di Sumatera Utara sudah punya alat PCR kemudian kita juga sudah punya regensia. Menurut keterangan pihak lab waktu kita berkunjung ke sana itu kapasitasnya bisa 150 sampai 200 spesimen per hari. Dia bisa memeriksa 200 spesimen sehari dan besoknya bisa siap hasilnya. Kenapa begitu lama sampai 17 hari. Sementara pasien kasian seorang anak," ucapnya.

Dia kemudian menanyakan hal tersebut ke RS USU. Menurutnya, pihak laboratorium meminta bantuan agar dirinya menyampaikan supaya RS Pirngadi berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan terkait sampel tersebut.

"Itu membuat saya curiga. Saya berkoordinasi dengan pihak Pirngadi," tuturnya.

Dia mengatakan keesokan harinya, dirinya dihubungi oleh pihak RS Pirngadi. Abyadi menyampaikan pesan dari RS USU soal koordinasi dengan Dinkes.

"Sorenya saya dikontak dari Pirngadi. Diberitahu bahwa spesimennya itu hilang. Hilang, masa hilang, di mana? Di Pirngadi pak? 'Nggak', dijelaskannya alurnya. Itu yang ngambil Dinkes diambil ke sini baru diantar ke lab, yang mengantar mereka juga, Dinkes," ucapnya.

Dia menilai hal ini bukan merupakan masalah sederhana karena menyangkut nyawa pasien. Dia meminta masalah ini tidak terulang lagi.

"Kalau dianggap ini sederhana. Ini nggak benar. Ada kesalahan prosedur di situ," ujar Abyadi.

Dia mengatakan pihak RS telah mengambil kembali spesimen swab pasien tersebut untuk diuji di laboratorium. Dia menyebut harusnya hasil tes swab anak tersebut keluar hari ini.

"Diselamatkan dulu anaknya. Diselesaikan dulu itu," tuturnya.

(haf/tor)