Waspadai Corona, Garut Tak Akan Tergesa-gesa Buka Wisata

by
https://awsimages.detik.net.id/community/media/visual/2019/03/27/46da0bfe-f468-4f45-ae59-1f100003adb0_169.jpeg?w=780&q=90
Suasana lokasi wisata Situ Bagendit di Banyuresmi, Kabupaten Garut, Jawa Barat (ANTARA FOTO/Adeng Bustomi)

Garut -

Pemda Garut pikir-pikir lagi untuk membuka tempat wisata mulai awal Juni. Kesehatan dan keselamatan menjadi pertimbangan.

Pelaksanaan new normal atau kenormalan baru saat pandemi virus Corona memang belum diputuskan, namun belakangan rencana itu santer didengungkan. termasuk di sektor wisata.

Wakil Bupati Garut Helmi Budiman belum berfokus untuk membuka wisata, kendati sempat muncul wacana untuk membuka objek wisata mulai 2 Juni 2020. Helmi terus melakukan evaluasi kasus virus Corona.

"Jadi untuk pembukaan tempat wisata, kita dalam beberapa hari ini terus melakukan evaluasi ya, apakah memungkinkan atau tidak," kata Helmi pada Jumat (29/5/2020).

Helmi menjelaskan ada beberapa alasan yang membuat Pemda masih membutuhkan waktu untuk mengkaji kebijakan tersebut. Salah satunya, karena banyaknya tempat wisata yang tersebar di berbagai zona virus Corona.

Pembukaan kembali tempat wisata yang berada di zona kuning dan merah penyebaran COVID-19 di Garut dianggap terlalu berisiko untuk kesehatan warga.

Helmi menambahkan, dalam satu-dua hari ke depan, kebijakan terkait pembukaan tempat wisata masih bisa berubah. Pembukaan tempat wisata akan diputuskan sesuai hasil kajian.

"Kita belum tentukan karena ini mungkin saja ada perubahan dalam satu-dua hari ini," kata Helmi.

Pembukaan objek wisata pada 2 Juni dinilai terlalu tergesa-gesa. Meskipun, pelancong atau pengelola diwajibkan menerapkan protokol kesehatan.

Salah satu warga Garut yang juga seorang mahasiswa Garut, Barmansyah (24), menilai protokol kesehatan yang rencananya diterapkan di tempat wisata dinilai meragukan.

"Wisata di Garut itu kebanyakan wisata alam seperti wisata air. Ada air terjun, pantai, kemudian kolam berenang. Apakah bisa orang main air menerapkan protokol kesehatan, mana bisa orang berenang pakai masker," kata Barman.

Barman berharap Pemda betul-betul memikirkan kebijakan tersebut dengan matang. Jangan sampai, kebijakan itu jadi blunder dan memperluas penyebaran COVID-19.

"Harus dipikirkan matang-matang. Saya pikir semua ahli dari berbagai sudut pandang harus dimintai pendapatnya," kata Barman.

Simak Video "Pemeriksaan Spesimen Covid-19 di Indonesia Capai Rekor Tertinggi"
[Gambas:Video 20detik]
(fem/fem)