https://statik.tempo.co/data/2020/03/18/id_923978/923978_720.jpg
Karyawan melintas di depan layar pergerakan saham Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa, 17 Maret 2020. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menjadi yang terlemah dibandingkan dengan bursa saham di Asia hingga sesi pertama perdagangan hari ini, Selasa (17/3). Hingga pukul 12.00 WIB, IHSG atau Jakarta Composite Index menjadi yang terlemah dengan koreksi sebesar persen atau poin ke level 4.478,55. Kejatuhan ini menjadi yang terlemah sejak Januari 2016. TEMPO/Tony Hartawan

Terseret Isu Jiwasraya, Harga Saham Kresna Terjun Bebas

by

TEMPO.CO, Jakarta - PT Kresna Graha Investama Tbk (KREN) mengungkapkan penyebab tren penurunan harga saham yang terjadi beberapa bulan belakangan. Penurunan saham bahkan mencapai 86,2 persen (year to date) di harga Rp 68 per saham.

Direktur Utama Kresna Graha Investama Michael Steven mengatakan, penurunan harga saham tersebut diakibatkan oleh isu negatif yang beredar sehingga merugikan perseroan.

"Dari dalam negeri, di awal krisis kami kena hoaks terkait dengan Jiwasraya. Berita ini sudah diklarifikasi OJK (Otoritas Jasa Keuangan). Akhirnya orang mulai ragu karena saat ini dalam masa krisis," kata Michael saat public expose insidentil perseroan secara virtual, Jumat 29 Mei 2020.

Akibat turunnya harga saham, kata Michael, ikut menyeret kapitalisasi pasar perseroan dari Rp14 trilliun menjadi hanya Rp1,2 triliun.

Selain itu, Micheal mengatakan, penurunan harga saham juga dipengaruhi oleh sentimen global akibat pandemi virus corona atau Covid-19. Investor asing menjual kepemilikan saham KREN karena membutuhkan uang untuk direpatriasi ke negara masing-masing.

Michael menegaskan penurunan harga saham tak terkait dengan kinerja fundamental perseroan. Menurutnya, perusahaannya justru mencatatkan pendapatan tertinggi selama delapan tahun terakhir. Sepanjang 2019, pendapatan KREN tercatat melonjak 61 persen menjadi Rp11,6 triliun jika dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp7,2 triliun.

Kontribusi pendapatan KREN tercatat masih berasal dari segmen teknologi dan digital yang menyumbang 95,5 persen dari total pendapatan pada tahun 2019, dibandingkan dengan 88,2 persen pada tahun sebelumnya. Pendapatan tersebut disumbang oleh tiga anak perusahaan yaitu PT Mcash Integrasi Tbk. (MCAS), PT NFC Indonesia Tbk. (NFCX), dan PT Digital Mediatama Maxima Tbk. (DMMX).

Sebelumnya PT Kresna Asset Management terseret isu kasus Jiwasraya. Namun hal itu langsung dibantah oleh perseroan. "Segala informasi yang mengaitkan keterlibatan KAM dengan perusahaan asuransi tersebut adalah tidak benar," seperti dikutip dari siaran pers manajemen Kresna, Kamis, 13 Februari 2020.

Pihaknya pun telah memastikan semua produk reksa dana yang dikeluarkan perusahaan sama sekali tidak pernah dalam keadaan gagal bayar. “Karenanya, kami tegaskan berita tersebut (soal gagal bayar) adalah tidak benar dan tidak sesuai fakta yang ada."

EKO WAHYUDI l BISNIS