Indonesia Dapat Pinjaman Rp 3,6 T dari Bank Dunia

by
https://awsimages.detik.net.id/community/media/visual/2017/09/22/04f8edcb-6800-4c5a-adbb-9936a9280f9b_169.jpg?w=700&q=80
Ilustrasi/Foto: Mindra Purnomo

Jakarta -

Dewan Direktur Eksekutif Bank Dunia (World Bank) hari ini menyetujui pemberian pendanaan sebesar US$ 250 juta atau sekitar Rp 3,62 triliun (kurs Rp 14.500/US$) kepada Indonesia. Pendanaan tersebut untuk program Indonesia COVID-19 Emergency Response.

Pendanaan ini nantinya akan mendukung Indonesia mengurangi risiko penyebaran, meningkatkan kemampuan mendeteksi, serta meningkatkan tanggapan terhadap pandemi COVID-19. Program ini sekaligus akan mendukung penguatan sistem nasional untuk kesiapsiagaan kesehatan masyarakat.

"Pemerintah Indonesia menggunakan berbagai cara untuk mengurangi dampak terkait sektor kesehatan, sosial dan ekonomi akibat COVID-19. Dengan dukungan dari lembaga seperti Bank Dunia, kami berkomitmen untuk memperkuat kapasitas dalam hal pencegahan, pengujian, perawatan serta sistem informasi, dan pada saat yang bersamaan memastikan kondisi kerja yang aman bagi para tenaga kesehatan," kata Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati seperti yang dikutip dari keterangan Bank Dunia, Jakarta, Jumat (29/5/2020).

"Kami juga menyambut baik upaya mitra pembangunan dalam memberikan dukungan pendanaan yang terkoordinasi serta kerja sama Bank Dunia dengan Asian Infrastructure Investment Bank dan Islamic Development Bank untuk program ini," tambahnya.

Pendanaan ini difokuskan untuk memperkuat aspek-aspek utama tanggap darurat Indonesia terhadap pandemi COVID-19, termasuk melengkapi fasilitas rujukan COVID-19 di bawah Kementerian Kesehatan, meningkatkan persediaan alat pelindung diri (APD), memperkuat jaringan laboratorium dan sistem pengawasan, serta mendukung pengembangan dan penggunaan protokol untuk memastikan layanan yang berkualitas.

Dengan menggunakan pembelajaran terkait penanggulangan dampak COVID-19, program ini mendukung kesiapan Indonesia dalam penyebaran penyakit menular di masa depan melalui pelaporan yang lebih baik dan sistem pengawasan yang lebih kuat.

Kepala Perwakilan Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor-Leste, Satu Kahkonen mengatakan, program ini akan mencakup seluruh wilayah Indonesia, dan penerima manfaat utama termasuk pasien yang mengunjungi rumah sakit dan fasilitas kesehatan, khususnya penduduk rentan dan berisiko tinggi seperti orang tua dan mereka yang memiliki kondisi kronis, serta para tenaga kesehatan.

Program ini merupakan kerja sama penting dengan pendanaan yang terkoordinasi bersama beberapa mitra, termasuk US$ 250 juta pendanaan bersama dari Asian Infrastructure and Investment Bank, dan pembiayaan paralel sebesar US$ 200 juta dari Islamic Development Bank.

"Merupakan sebuah kehormatan bagi kami untuk mendukung upaya Pemerintah Indonesia dalam menghadapi COVID-19 dan mengurangi dampak pandemik ini pada sektor kesehatan, ekonomi dan sosial. Hal ini sangat penting bagi upaya yang berkelanjutan dalam mengurangi kemiskinan dan melindungi modal manusia Indonesia," kata Satu Kahkonen.

Simak Video "Menkeu: Pembiayaan Utang Tahun 2020 Capai Rp 1.439 Triliun"
[Gambas:Video 20detik]
(hek/eds)