Pemkot Bogor Minta Pihak Mal Beri Jaminan Lindungi Pengunjung saat New Normal

by
https://awsimages.detik.net.id/community/media/visual/2020/03/15/7ddea270-1800-4230-8fe6-fcd15c32729e_169.jpeg?w=700&q=90
Wawalkot Bogor Dedie A Rachim (Foto: Farhan)

Bogor -

Pemkot Bogor akan meminta jaminan dari pengelola mal terkait perlindungan warga yang belanja jika nantinya tatanan normal baru atau new normal saat pandemi Corona diterapkan. Pemkot Bogor menginginkan warga tetap aman dari virus Corona (COVID-19).

"Jadi memang banyak yang harus dipikirkan. Kita (di) new normal tidak serta merta buka begitu saja, nggak. Kita harus meminta kepastian dan jaminan dari pengelola. Pemerintah meminta jaminan dari pusat perdagangan dan mal bahwa yang masuk atau yang belanja terlindungi," kata Wakil Wali Kota Bogor Dedie A Rachim, ketika dihubungi, Jumat (29/5/2020).

Dedie menjelaskan mal-mal tidak akan langsung serentak beroperasi ketika new normal. Bila Pemkot Bogor tidak melihat ada keseriusan dari pengelola mal untuk melindungi pengunjung, maka pusat pembelanjaan tersebut tidak diizinkan beroperasi. Dia mengatakan sosialisasi kepada pihak pengelola mal pun terus dilakukan.

"Kan nanti mereka harus berkoordinasi dengan dinas perdagangan kan, Disperindag (Dinas Perindustrian dan Perdagangan). Karena kita harus mengantisipasi, meskipun belum bisa dibilang besok akan dibuka atau setelah PSBB buka, yang pasti tetapi kami harus diyakinkan, pemerintah harus diyakinkan bahwa para pengelola, para manajemen pusat perdagangan ini bisa melindungi warga yang belanja atau masuk ke dalam mal," ucap dia.

Dia mengatakan pengelola harus bisa membatasi jumlah pengunjung yang masuk ke dalam mal. Akses keluar-masuk mal pun diminta hanya 1 pintu agar terkontrol.

Selain itu, protokol kesehatan juga harus dipatuhi mulai dari penyemprotan disinfektan ketika mal tutup, penyediaan hand sanitizer dan pemakaian masker bagi seluruh pegawai mal. Termasuk juga pembatasan waktu operasional mal.

Dedie mengungkapkan jumlah meja dan kursi di tempat kuliner dalam mal juga dikurangi kapasitasnya hingga 50 persen. Dia mengatakan hal ini dilakukan sebagai bentuk antisipasi agar tidak ada penularan COVID-19.

"Nah sekarang mal itu harus membuat digital counter untuk jumlah pengunjung yang masuk. Nah mereka harus hitung dulu berapa kapasitas yang aman. Kemudian nanti orang bisa lihat. Oh misalnya di satu mal itu sudah ada 1.000 orang di dalam, artinya nggak bisa lagi ditambah. Nunggu dulu sampai ada yang keluar," jelasnya.

(knv/knv)