Kematian George Floyd Picu Amuk Massa, Polisi AS Tembakkan Gas Air Mata

by
https://awsimages.detik.net.id/community/media/visual/2020/05/28/f6921506-5a68-4c59-932c-2f77d74267d1_169.webp?w=700&q=90
Foto: Demonstrans protes atas pembunuhan pria kulit hitam Minneapolis, AS (AFP Photo)

New York -

Kematian George Floyd di tangan polisi memicu amuk massa di kota Minneapolis, Minnesota, Amerika Serikat (AS). Warga turun ke jalan sembari mengutuk polisi, aparat pun menembaki warga dengan gas air mata.

Seperti dilansir Washington Post, Jumat (29/5/2020) ribuan orang turun ke jalan pada Kamis (27/5) waktu setempat di Minneapolis. Ini merupakan hari kedua aksi protes atas kematian seorang pria kulit hitam, George Floyd yang mati setelah lehernya ditekan oleh polisi dengan lututnya.

Dalam video yang diunggah Washington Post di Instagram, tampak warga kulit hitam melumuri wajahnya dengan cairan warna putih. Ini merupakan bentuk protes dari kasus Floyd yang sarat akan rasisme.

Aparat keamanan pun menembaki para demonstran dengan gas air mata. Beberapa di antara mereka berhamburan menghindari asap.

Tampak pula poster yang memprotes arogansi aparat, poster itu bertuliskan "Kami tahu apa yang kalian lakukan, kalian pengecut!".

Seperti dilansir AFP, Kamis (28/5/2020) George mulanya ditangkap pada Senin (25/5) oleh polisi kota Minneapolis, AS. George FLoyd ditangkap karena diduga melakukan transaksi memakai uang palsu senilai $ 20.

Penangkapan Floyd itu terekam dalam sebuah video yang kemudian viral. Dalam video itu, tangan Floyd diborgol dan kemudian dijatuhkan ke aspal oleh polisi. Seorang polisi menekan leher Floyd dengan lututnya, sembari memasukkan tangannya ke saku.

Floyd merintih kesakitan dan mengaku sulit bernafas. Dia bahkan sempat memanggil mamanya sebelum mati lemas.

"Lututmu di leherku. Aku tidak bisa bernapas.... Mama. Mama," pinta Floyd sesaat sebelum dia tewas.

Floyd hanya diam dan tidak bergerak, dia bahkan tidak bisa bergerak ketika petugas memintanya untuk "bangun dan masuk ke dalam mobil." Floyd kemudian dibawa ke rumah sakit dan di sana ia dinyatakan meninggal dunia.

Video detik-detik kematian Floyd di tangan polisi ini pun memicu kemarahan publik. Warga turun ke jalan dan bentrok dengan polisi. Mereka menjarah toko-toko dan membakarnya. Polisi bereaksi dengan menembakkan gas air mata dan peluru karet.

Empat oknum polisi yang bertanggung jawab atas kematian Floyd kemudian dipecat pada hari Selasa (26/5). Namun, mereka masih bebas berkeliaran. Saudara Floyd menuntut agar para tersangka dihukum.

Aksi protes ini pun mendapat respons dari Presiden AS Donald Trump. Trump pun mengancam akan mengirim pasukan untuk menertibkan massa.

Ancaman Trump itu disampaikan melalui akun Twitternya. Trump menyebut para demonstran sebagai preman yang tak menghormati kematian George Floyd.

"Preman-preman ini tidak menghormati memori kematian George Floyd, dan saya tidak akan membiarkan itu terjadi. Saya baru bicara dengan Gubernur (Minnesota) Tim Walz dan mengatakan kepadanya bahwa Militer bersamanya sepanjang jalan. Apa pun kesulitannya dan kami akan mengambil kendali tetapi, ketika penjarahan dimulai, penembakan akan dimulai juga. Terima kasih!" tulis Trump dalam cuitannya, Kamis (29/5/2020).

Trump juga meragukan kepemimpinan Walikota Minneapolis Jacob Frey dalam mengendalikan amuk massa. Dia siap mengirimkan pasukan nasional untuk mengamankan situasi.

(rdp/ita)