Jelang Konpers Trump Soal China, Wall Street Dibuka Variatif
by Arif Gunawan, CNBC IndonesiaJakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Amerika Serikat (AS) bergerak variatif pada pembukaan perdagangan Jumat (15/5/2020), di tengah antisipasi pasar atas sikap permusuhan Presiden AS Donald Trump terhadap China .
Indeks Dow Jones Industrial Average drop 150 poin (-0,6%) pada pukul 08:30 waktu setempat (21:30 WIB), dan selang 10 menit agak membaik jadi 79,28 poin (-0,31%) ke 25.321,36. Namun, Nasdaq naik 29,04 poin (+0,31%) ke 9.398,03 sementara S&P 500 tertekan 4,23 poin (-0,14%) ke 3.025,5.
Presiden AS Donald Trump dijadwalkan menggelar konferensi pers hari ini dengan agenda mengenai "China" dan pasar memperkirakan perseteruan kedua negara dengan perekonomian terbesar dunia tersebut akan makin meninggi.
Gedung Putih beberapa pekan terakhir menuduh Beijing bersalah terkait pandemi corona terutama setelah undang-undang baru tentang keamanan di Hong Kong diberlakukan yang dituding memberangus gerakan pro-demokrasi yang didukung AS.
Penasihat ekonomi Gedung Putih Larry Kudlow pada Jumat mengatakan bahwa masyarakat Hong Kong "marah." Pemerintah AS juga "marah atas apa yang dilakukan China beberapa hari, pekan, dan bulan terakhir. Mereka tidak berkelakuan baik dan kehilangan kepercayaan, seluruh dunia Barat."
Perencana investasi JPMorgan Marko Kolanovic, yang memprediksi pasar akan pulih pada Maret, pada Kamis berubah sikap dengan lebih berhati-hati menyikapi peluang perang ekonomi antara AS dan China ronde kedua.
"Kejatuhan penuh rantai suplai dan perdagangan internasional, terutama antara kedua ekonomi terbesar (AS dan China), akan menjustifikasi perdagangan bursa saham yang melemah drastis," tulisnya dalam laporan riset, yang dikutip CNBC International.
Pada Kamis, Dow Jones ditutup turun 150 poin, atau 0,6%, sedangkan indeks S&P 500 dan Nasdaq tertekan masing-masing sebesar 0,2% dan 0,5%. Namun secara mingguan, Dow Jones dan S&P 500 terhitung masih naik lebih dari 2,7% sedangkan Nasdaq menguat 0,5%.
Selain memantau Trump, pelaku pasar juga mencermati pernyataan bos bank sentral AS (Federal Reserve) Jerome Powell yang akan berpidato di Universitas Princeton pukul 11:00 waktu setempat.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/ags)