Pemkot Bogor Bicara soal Aktivasi Sekolah di New Normal, Begini Konsepnya

by
https://awsimages.detik.net.id/community/media/visual/2020/05/27/7f7b174f-24ca-4be3-a5b9-5be8966757ce_169.jpeg?w=700&q=90
Foto ilustrasi sekolah (iStock)

Jakarta -

Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor siap mengaktivasi kegiatan belajar-mengajar di sekolah jika ada arahan dari pemerintah pusat. Segala hal dikonsepkan agar peserta didik bisa kembali belajar di sekolah.

"Kelihatannya yang akan kita aktivasi mungkin untuk tahap awal itu hanya SMP dan SMA. Itu pun hanya kelas 2 dan kelas 3, tidak keseluruhannya. Mungkin SD pun tidak keseluruhannya, mungkin hanya kelas 4, 5, 6. Tetapi ini kan semua baru dalam tataran konsep," kata Wakil Wali Kota Bogor Dedie A Rachim, ketika dihubungi, Jumat (29/5/2020).

Dia menjelaskan siswa SD kelas 1, 2, dan 3 dimungkinkan akan belajar di rumah dengan metode daring saat 'new normal'. Orang tua pun diminta aktif mengajari anaknya. Hal ini, katanya, dilakukan agar siswa tidak menjadi carrier.

"Kalau anak (SD) kelas 1, 2, 3, kemungkinan orang tua akan terlibat lebih banyak ya. Nah artinya ada 2 PR kita. Kalau orang tua terlibat lebih banyak, misalnya orang tua menunggu di sekolah atau mengantar ke sekolah, kan artinya ada kerumunan juga," ujarnya.

"Itu pertimbangannya. Jadi konsepnya pemikirannya, kita untuk (siswa SD kelas) 1, 2, 3 ini lebih banyak melibatkan partisipasi dari orang tua tetapi dari rumah, termasuk tutorialnya dari daring. Jadi ada keterlibatan orang tua di rumah," jelas dia.

Dedie menambahkan kapasitas di ruang kelas juga akan dikurangi. Kelas pun akan dibagi 2 sesi.

Dia mengatakan hal ini dilakukan agar tidak tercipta kepadatan atau kerumunan di ruang kelas. Selain itu, guru yang mengajar berusia di bawah 45 tahun. Untuk waktu belajar juga, dimungkinkan dilakukan 3 hari di sekolah dan 2 hari di rumah dengan metode daring.

"(Guru) yang usianya 45 tahun ke atas, mungkin nanti mereka akan melakukan proses belajar mengajar dari daring, digital. Yang biasanya kelas itu 40 orang, maka kita perkirakan separuhnya, hanya 20 orang. Kemudian sisanya 20 orang itu di siang hari," kata Dedie.

Namun, hal ini masih berupa konsep. Pemkot Bogor masih menunggu arahan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) untuk aktivasi sekolah saat 'new normal'.

(gbr/gbr)