https://awsimages.detik.net.id/visual/2020/02/07/24c2eee7-8a9d-4641-8543-cc502d8717c7_169.jpeg?w=715&q=90
Foto: Ketua KADIN Rosan P Roeslani di acara APINDO bersama KADIN dan HIPMI menggelar acara Business Gathering bertema "Outlook Perekonomian dan Fiscal Policy 2020". (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Pengusaha: New Normal Tambah Biaya, Timing Harus Pas!

by

Jakarta, CNBC Indonesia - Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Rosan P. Roeslani menyambut positif rencana pemerintah yang bakal menerapkan skema new normal. Namun, yang penting adalah pemilihan waktu yang tepat.

Langkah ini dinilai tepat karena memberikan ruang gerak bagi pelaku usaha untuk menggerakkan kembali roda usahanya. Apalagi, perusahaan sudah mengeluarkan banyak biaya demi perlengkapan protokol Covid-19.

"New normal memberikan ruang kepada pelaku usaha untuk bergerak maju. Sebab, selama ini protokol Covid-19 ternyata menambah cost bagi perusahaan," ujar Rosan ketika menampung menerima kunjungan anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dalam keterangan resmi, Jumat (29/5).


Meski demikian, ia menyebut pengusaha tetap akan mengikuti protokol yang ditetapkan oleh pemerintah. pihaknya akan melindungi hak-hak dasar kesehatan pekerja dan mendukung keberlangsungan produktivitas pekerja di berbagai sektor di tengah pandemi.

"Untuk new normal ini kami dari dunia usaha tentu akan melakukan persiapan, menerapkan protokol kesehatan dengan baik dan disiplin di berbagai sektor," ungkap Rosan.

Dia mengklaim, sebelumnya Kadin juga telah melakukan kajian-kajian dan evaluasi secara menyeluruh agar dunia usaha turut bersiap menghadapi situasi baik pada saat pandemi berlangsung dengan mengeluarkan panduan penanganan dan pencegahan Covid-19 di dunia usaha.

"Yang perlu diwaspadai adalah timing masa new normal ini, dilihat juga keadaan dari kesehatan itu apakah mulai membaik dan kurvanya melandai. Status masing-masing daerah juga berbeda-beda, ada yang memang sudah siap atau masih belum siap menghadapi new normal. Nanti perlahan harus dilakukan evaluasi, tahapannya seperti apa, juga kesiapan industrinya," kata dia.

Menurut Rosan, perekonomian dapat dibuka secara perlahan dengan berdasarkan hasil evaluasi karena pengusaha juga harus melakukan adaptasi, berinovasi dan berkreativitas untuk menghadapi situasi ini. Dia mengatakan, sektor industri padat karya harus menjadi prioritas.

"Dengan pertumbuhan ekonomi yang sedang menurun, harus didorong secara perlahan agar padat karya ini menjadi prioritas terlebih dahulu. Padat karya harus dipastikan siap menghadapi new normal agar yang di-PHK angkanya bisa ditekan," papar Rosan

[Gambas:Video CNBC]

(hoi/hoi)