https://statik.tempo.co/data/2019/09/15/id_872604/872604_720.jpg
Ernest Prakasa dan Meira Anastasia. Instagram

Ingin Cepat Viral seperti Kata Ernest Prakasa, Pahami 4 Dampaknya

by

TEMPO.CO, Jakarta - Komedian dan penulis Ernest Prakasa baru saja berkomentar tentang fenomena masyarakat mencoba viral di Indonesia. Melalui unggahan video di IGTV @ernestprakasa pada 26 Mei 2020, ia mengatakan akhir-akhir ini banyak sekali orang yang ingin cepat terkenal.

Meski ada berbagai dampak positif dari menjadi viral, seperti mudah mendapat uang, namun Ernest juga mengatakan bahwa ini bisa memberikan banyak dampak negatif.

“Kalau jadi terkenal dari orang yang tidak terkenal, pasti membawa tekanan yang besar juga. Misalnya, ada saja orang yang berkomentar dan mengkritik,” katanya.

Menanggapi hal tersebut, psikolog klinis dari Tiga Generasi, Alfath Megawati, pun membenarkan. Wanita yang akrab disapa Ega itu mengatakan akan banyak orang yang memperhatikan.

“Kita pasti tidak bisa mengontrol semua komentar orang dan kalau kurang sesuai, itu bisa membuat dia down dan tersakiti, apalagi kalau tidak siap,” katanya saat dihubungi Tempo.co pada Kamis, 28 Mei 2020.

Selain kritik dari orang lain, seorang yang viral juga akan mengalami ruang privasi yang berkurang. Akibatnya, mereka tidak akan bisa menikmati kebersamaan dengan diri sendiri.

Me time atau mengenal diri sendiri jadi sulit karena yang dilakukan pasti jadi sorotan. Ini bisa membuat orang frustasi juga sebab tidak semua harus jadi konsumsi publik,” katanya.

Dampak lain dari viral juga bisa berupa mudahnya seseorang redup, terlebih jika ia muncul akibat ketidaksengajaan dan bukan karena karya.

“Ketika sudah viral lalu karirnya turun, itu bisa menjadi luka dan kekecewaan tersendiri karena dulu ibaratnya dielu-elukan sedangkan sekarang kembali bukan siapa-siapa,” katanya.

Terakhir, seseorang juga berisiko untuk memberi contoh yang tidak baik sebab sebagai orang yang viral dan ingin terus mempertahankan posisinya, tentu dituntut untuk berkarya out of the box. Apabila mereka tidak bisa melakukannya, banyak yang dikerjakan justru menyalahi norma.

“Misalnya bikin prank tidak jelas, kalau ditonton anak-anak akan dicontoh dan jadi pengaruh buruk,” katanya.

Dengan segala konsekuensi yang ada, Ega berharap agar setiap orang benar-benar memahami sebelum nantinya menetapkan diri untuk viral.

“Jangan hanya lihat enaknya saja tapi kita harus memahami semua risiko yang bisa dialami dari perubahan hidup yang drastis itu,” tuturnya.