Tips Mengajari Anak Mengelola Uang secara Bertanggung Jawab
by , https://www.facebook.com/CNNIndonesiaJakarta, CNN Indonesia -- Mengelola uang bukan hanya persoalan bagi setiap orang dewasa, namun juga bagi anak-anak yang menghadapi segala keinginannya.
Sadar atau tidak, orang tua memiliki peran penting mengajarkan soal uang dan pengelolaannya kepada anak-anaknya sejak kecil. Terlebih soal menentukan mana yang merupakan keinginan dan kebutuhan, serta mengambil keputusan mengenai keuangan.
Tak hanya itu, mengajarkan cara mengelola uang kepada anak akan melatih rasa tanggung jawab mereka dalam mengelola uang.
Melansir Forbes, Anggota President's Advisory Council on Financial Capability Amerika sekaligus penulis buku Get a Financial Life Beth Kobliner mengatakan anak usia 3 tahun pun sudah bisa memahami konsep dasar seperti menabung dan membelanjakan uang.
Jadi, memberikan edukasi keuangan pada anak sedari dini di rumah jelas bermanfaat agar ketika dewasa mereka tak salah langkah dalam mengelola uangnya.
"Lihatlah berapa banyak keluarga yang harus kehilangan rumahnya akibat tak mampu menebus agunan, maupun memupuk utang-utang pada kartu kredit. Itu sinyal yang cukup jelas bahwa orang dewasa tidak tahu banyak mengenai uang. Untuk membantu generasi berikutnya menghindari kesalahan orang tua mereka dalam mengelola uang dan menjalani kehidupan yang sehat secara finansial, mereka perlu diajarkan hal-hal penting tentang uang," ujar Beth.
Berikut tips penting mengajari anak mengelola uang, dirangkum dari berbagai sumber.
Ajarkan menabung di celengan transparan
Sejak kecil celengan menjadi wadah yang cukup efektif untuk mengajarkan anak menabung. Sisa uang saku hingga uang pemberian kerap kali masuk dalam sebuah celengan seorang anak.
Namun, kebanyakan anak memiliki celengan yang cenderung memiliki desain menarik dan penuh warna sehingga uang yang ada di dalam celengan tidak terlihat. Di sisi lain, itu bagus karena anak tak pernah tahu jumlah uang yang terkumpul dan ingin terus memenuhi celengan hingga saatnya dibuka.
Tapi untuk mengajarkan hal lain, celengan transparan atau bening akan menjadi pengajaran yang berbeda. Ketika menabung di celengan transparan, anak akan melihat uang bertambah perlahan. Cara ini efektif melatih anak menahan diri sekaligus mengajarkan mereka bahwa uang harus dikumpulkan koin demi koin untuk membuatnya semakin banyak.
Ajari anak mengelola uang dengan mencontohkan langsung
Anak-anak di bawah usia 12 tahun akan mudah mengingat pembelajaran dari orang tua ketika mereka melihat langsung dan mempraktikannya karena penasaran.
Mata seorang anak akan selalu mengawasi semua yang dilakukan orang tua. Pada titik ini, orang tua bisa mengajarkan keuangan kepada anak dengan memberikan contoh secara langsung, seperti mengajaknya berbelanja di toko dekat rumah.
Ketika orang tua mengajak anak berbelanja, biarkan anak melihat transaksi barang dan uang, lalu sesekali biarkan mereka yang memberi uang kepada penjual atau kasir untuk memberi mereka pengalaman bahwa barang yang dibeli dihargai dengan uang.
Lalu ketika penjual atau kasir memberi uang kembali, biarkan anak yang menerima. Pengalaman semacam itu akan membuat anak perlahan memahami fungsi dan jumlah uang.
Beri pemahaman bahwa barang membutuhkan uang
Keinginan seorang anak yang tak terbatas bisa dimanfaatkan oleh orang tua sebagai materi pengajaran mengelola uang. Ketika anak menginginkan barang mainan yang diidam-idamkan, katakan bahwa barang yang diinginkan harus ditukar dengan beberapa lembar uang miliknya yang berada di celengan.
Beri pemahaman kepada anak untuk mengambil uang di dalam celengan lalu ajak mereka ke toko secara langsung dan biarkan mereka memberi uangnya langsung kepada kasir.
Cara semacam ini mungkin sederhana, namun begitu mereka menyadari barang mainannya sudah tidak menarik lagi dan mereka menginginkan barang lain, perlahan mereka akan sadar bahwa uang di dalam celengan semakin berkurang. Itu akan mengajarkan mereka untuk bijak mengatur uangnya di kemudian hari.
Melatih anak untuk mengambil keputusan
Semakin bertambah usia seorang anak tentu mereka mulai dihadapkan dengan keinginan dan kebutuhan. Mereka mulai paham keinginan yang bisa mereka dapatkan, namun mereka juga mulai bimbang terhadap kebutuhan yang harus mereka miliki.
Dalam keadaan seperti ini orang tua bisa melatih anak untuk mengambil keputusan terhadap uang yang akan mereka gunakan. Ketika anak menginginkan barang atau mainan kesukaan mereka, katakan bahwa uang yang terpakai tidak lagi bisa digunakan untuk membeli barang yang dibutuhkan, semisal sepatu sekolah.
Dengan begitu mereka akan mulai menimbang dan berpikir mana yang akan mereka beli dari uang tabungan mereka, lalu mulai memahami hasil keputusan mereka.
Apresiasi anak setelah melakukan sebuah pekerjaan
Sebagai orang tua, memberi anak uang saku dan mengajarkan mereka untuk menabung bukan hal yang final dalam mengajarkan pengelolaan uang.
Orang tua harus mulai mengapresiasi anak sebagai pembelajaran untuk mereka. Ketika anak membatu orang tua membersihkan kamar, membuang sampah, mencuci piring, atau membeli keperluan ke toko, berilah mereka apresiasi dengan beberapa lembar uang.
Cara ini bisa membantu anak memahami bahwa uang yang diperoleh tidak semata-mata diberikan secara cuma-cuma. Orang harus berkorban melakukan sesuatu agar bisa mendapat uang.
Terapkan sistem penjatahan
Latih anak untuk terampil menganggarkan uangnya sendiri dengan penjatahan. Mulai dari jangka waktu yang pendek misalnya mingguan. Sebagai orang tua, Anda juga harus menegakkan disiplin dengan tidak memberikan jatah jika uang mereka habis sebelum waktunya.
Ketika anak belajar mengatur uang saku, mereka akan berhati-hati dalam menghabiskannya. Selain itu, dengan uang terbatas, mengajarkan anak bahwa tidak semua yang diinginkan dapat dibeli sembarangan. Mereka harus menentukan prioritas dan menabung demi mendapatkan yang diinginkan.
Ajarkan anak mensyukuri yang dimiliki
Anak yang usianya lebih besar akan mulai bisa membandingkan barang miliknya dan kepunyaan temannya atau anak-anak lain. Hal semacam itu akan membuat anak bertanya-tanya kepada orang tua, kenapa barang si A dan si B lebih bagus dan mahal dibanding miliknya.
Di sinilah peran orang tua sangat penting untuk memberi pengertian bahwa uang yang dimiliki masih bisa untuk membeli barang lain yang lebih berguna dan bagus.
Katakan kepada anak bahwa barang yang dimiliki dari uang mereka sendiri punya kelebihan dan berfungsi dengan baik, misalnya. Bahkan jika barangnya lebih murah, Anda bisa katakan sisa uangnya lebih baik untuk ditabung.
Meski mungkin sulit di awal, namun lama-kelamaan cara seperti ini akan membangun kepercayaan diri anak untuk mensyukuri yang mereka punya.
Pemahaman semacam ini sangat berguna untuk meluruskan cara pikir anak soal uang. Karena ketika anak tidak memahaminya, besar kemungkinan uang mereka akan habis karena melihat anak-anak lain punya barang yang lebih bagus.
Itulah 7 tips mengajari anak mengelola uang secara bijaksana. Kemampuan mengelola keuangan (financial literacy) tak datang begitu saja, melainkan harus dilatih dan dibiasakan sejak kecil agar nantinya ketika dewasa mereka mampu mengelola uangnya secara baik dan bertanggung jawab. (fri/fef)