https://awsimages.detik.net.id/visual/2020/05/26/a5d302a3-dc65-47e0-80d3-4dcd6a8cfcb8_169.jpeg?w=715&q=90
Foto: Ilustrasi Pusat Perbelanjaan (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Mal Rugi Rp 13 T dalam 2 Bulan, Covid-19 Memang Dahsyat

by

Jakarta, CNBC Indonesia - Dampak pandemi Covid-19 membuat kerugian besar dari segi ekonomi. Salah satu yang terkena dampak adalah sektor pusat perbelanjaan atau mal, termasuk perputaran uang di peritel hingga pengelola mal.

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Pusat Belanja Indonesia (APPBI), Stefanus Ridwan mengungkapkan nilai kerugian yang timbul mencapai belasan triliun selama dua bulan terakhir.

"Rp 9,8 triliun itu income yang harusnya masuk tapi nggak masuk, dari pembayaran sewa misalnya. Kerugiannya lebih dari itu, plus biaya operasional. Biaya operasional itu Rp 1,6 triliun lah per bulan dikali dua. Jadi total sekitar Rp 13 triliun," sebut Stefanus kepada CNBC Indonesia, Jumat (29/5).

Besarnya kerugian tersebut merupakan kalkulasi dari seluruh mal di Indonesia, yakni berjumlah 326 mal yang merupakan anggota dari APPBI. Daerah yang paling terkena dampak adalah DKI Jakarta, dengan jumlah mal lebih dari 70 mal. Apalagi, biaya sewa tenant di mal-mal Jakarta juga salah satu yang paling besar dibanding kota lain.

"Paling besar terkena dampak Jakarta, namun daerah juga sama terkena," paparnya.

Nilai kerugian tersebut berpotensi bertambah jika mal belum boleh dibuka hingga beberapa bulan ke depan. Meski ada sinyal pusat perbelanjaan sudah boleh dibuka pada awal Juni mendatang, namun Stefanus tetap ragu pengelola mal akan mampu meraup keuntungan ketika awal dibuka. Mal baru mendapat keuntungan jika daya beli masyarakat kembali naik, sehingga perputaran uang kepada tenant pun bisa lancar.

"Rencana buka mal bukannya menutup kerugian kita. Buka juga sudah pasti rugi, tapi kan kita selamatkan pekerja. Kita ada ratusan ribu pekerja. DKI saja 160 ribu orang. Jadi semakin lama (tidak dilonggarkan), makin banyak juga di lay off atau diberhentikan. Kita ingin itu nggak terjadi," sebut Direktur Utama Pakuwon Jati Tbk.

[Gambas:Video CNBC]

(hoi/hoi)