https://awsimages.detik.net.id/visual/2020/05/22/34a69cb2-5154-48e1-b6f8-d1600e2c1c12_169.jpeg?w=715&q=90
Foto: Presiden AS Donald Trump (Daniel Mears/Detroit News via AP)

Twitter Tegur Trump Soal Cuitan Kerusuhan Minneapolis

by

Jakarta, CNBC Indonesia - Twitter memberikan label "glorifikasi  kekerasan" pada cuitan Presiden Donald Trump soal kerusuhan yang terjadi di Minneapolis, Amerika Serikat (AS).

Pada Jumat (29/5/2020), Donald Trump menulis diakuntwitternya @realDonaldTrump bahwa dia mengutuk kerusuhan yang terjadi Minneapolis setelah terbunuhnya pria berkulit hitam George Floyd oleh polisi.

Untuk mengendalikan keadaan yang mencekam, ia siap menurunkan tentara untuk menghadapi demonstran. Twitter kemudian melabeli cuitan Trump ini "glorifikasi atas aksi kekerasan".

Twitter beralasan pelabelan ini karena cuitan Trump melanggar aturan perilaku di media sosial dan sebagai bentuk pencegahan agar pengguna twitter tidak terinspirasi melakukan tindakan kekerasan karena cuitan Trump.

"Kami telah mengambil tindakan untuk mencegah orang lain terinspirasi melakukan tindakan kekerasan, tetapi kami tidak menghapus cuitan itu agar publik bisa melihat dan relevansinya dengan kejadian yang sedang berlangsung yang menjadi kepentingan publik," tulis Twitter dalam penjelasan, seperti dilansir dari CNBC International, Jumat (29/5/2020).

Minneapolis dilanda kerusuhan setelah pada Senin (24/5/2020), George Floyd tewas usia lehernya ditekan oleh lutut Derek Chauvin, salah satu dari empat polisi Minneapolis yang menahannya.

https://awsimages.detik.net.id/community/media/visual/2020/05/29/0cac39a2-d45e-46b4-8d61-eb98e2fb494c.jpeg?w=4619
Foto: Para pengunjuk rasa berdemonstrasi di luar sebuah restoran cepat saji yang terbakar di Minneapolis saat emo memprotes atas meninggalnya George Floyd. (AP / John Minchillo).

Tindakan polisi yang tersebar luas di media sosial ini memicu kemarahan publik Minneapolis, khususnya kulit hitam dan memunculkan gerakan "Black Livers Matter" hingga terjadi kerusuhan.

Label baru pada cuitan Trump ini diprediksi akan memperpanjang perselisihan Trump dengan Twitter. Sebelumnya Twitter melabeli sesat cuitan Trump soal pemungutan suara melalui surat suara akan menyebabkan manipulasi pemilih dan "Pemalsuan Pemilu".

Trump mengecam kebijakan ini dalam menandatangani perintah eksekutif untuk mengkaji ulang aturan bebas sensor di media sosial.

[Gambas:Video CNBC]

(roy/dob)