Bangun Lagi 737 Max, Boeing Yakin Bisa Terbang Bulan Depan

by
https://awsimages.detik.net.id/community/media/visual/2019/12/12/3491ad18-7f2e-40d7-a957-62ab40a4099d_169.jpeg?w=780&q=90
Boeing 737 Max (Foto: AP Photo/Ted S. Warren, File)

Jakarta -

Boeing bersikeras membangun pesawat 737 Max yang pernah jatuh dua kali. Padahal, regulator penerbangan Amerika (FAA) belum memberikan lampu hijau.

Diberitakan CNN, Boeing mengumumkan untuk memulai kembali produksi 737 Max pada Rabu lalu. Langkah itu diambil meski tak ada permintaan jet baru dan terhentinya perjalanan udara.

Saat mengumumkan rencana itu, Boeing juga memberi tahu 6.770 pekerja bahwa mereka kehilangan pekerjaan. Sebanyak 5.520 pekerja lainnya telah menerima tawaran buyout sukarela.

Banyak maskapai membatalkan atau menunda pengiriman jet baru dalam menghadapi krisis industri yang disebabkan pandemi Covid-19. Aksi itu memaksa Boeing mengurangi rencana produksinya secara signifikan untuk beberapa tahun ke depan.

Boeing terus membangun 737 Max, jet terlarisnya, bahkan setelah di-grounded pada Maret 2019 menyusul dua kecelakaan fatal yang menewaskan 346 orang. Lebih dari 400 jet lainnya tidak dapat dikirim.

Boeing baru menghentikan produksinya pada Januari di tengah penundaan yang berkelanjutan dalam mendapatkan persetujuan untuk terbang kembali. Perusahaan mengharap persetujuan terbang dapat keluar di pertengahan tahun ini.

Perusahaan berhenti membangun pesawat 737 Max pada bulan Januari, sebelum pandemi Corona menghantam maskapai dunia. Mereka tidak mampu untuk terus membangun Max tanpa mengirimkan pesawat dan menyelesaikan penjualan.

Sejak pandemi Corona yang menyebabkan perjalanan udara menurun, perusahaan penerbangan dan perusahaan penyewaan pesawat telah membatalkan 299 pesanan pesawat 737 Max. 240 lainnya telah mengalami perubahan status pesanan dan Boeing tidak lagi menganggapnya sebagai pesanan perusahaan.

Perusahaan masih memiliki pesanan pasti di angka lebih dari 3.800 untuk pesawat 737 Max. Beberapa maskapai berharap untuk menerima pengiriman 737 Max suatu hari nanti.

"Kami masih menginginkan Max kembali ke layanan. Pesawat Max lebih unggul dari 737 lama yang saat ini kami operasikan. Pesawat ini membakar lebih sedikit bahan bakar. Ini pesawat yang sangat baik. Dan tentu saja kami ingin memesiunkan beberapa pesawat lama, menghindari perawatan mahal dan mengganti dengan pesawat baru," CEO Southwest, Gary Gary.

Southwest memiliki 34 pesawat 737 Max, lebih dari maskapai lain. Boeing telah membangun 25 tambahan yang sedang menunggu untuk dikirim.

Meski begitu, Southwest mencapai kesepakatan dengan Boeing untuk mengurangi jumlah jet Max yang akan ditambahkan ke armadanya sampai akhir 2021. Awalnya, maskapai ini berencana memesan 107 pesawat 737 Max antara tahun 2019 hingga 2021, dan 19 lainnya dari perusahaan penyewaan pesawat.

Namun sejauh ini hanya menerima tiga pesawat itu karena masalah pengandangan massal. Berdasarkan perjanjian dengan Boeing, pabrikan mesti mengirim tidak lebih dari 48 jet sampai akhir 2021, dan menunda 59 lainnya.

Maskapai sedang tak butuh pesawat baru karena merugi dalam 11 tahun terakhir. Maskapai itu dikabarkan tak akan menggunakan pesawat yang dikandangkan paling cepat hingga November nanti.

Simak Video "Mulai Januari 2020, Boeing Hentikan Sementara Produksi 737 MAX"
[Gambas:Video 20detik]
(msl/fem)