https://statik.tempo.co/data/2020/04/16/id_931288/931288_720.jpg
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir saat melihat uji coba alat ventilator milik Badan Penelitian dan Pengembangan ESDM di Rumah Sakit Pertamina Jaya, Cempaka Putih, Kamis, 16 April 2020. Erick Thohir berharap wabah COVID-19 ini menjadi titik balik bagi Indonesia untuk menghasilkan produk kesehatan dalam negeri khususnya ventilator guna menunjang fasilitas Rumah Sakit yang ada di Indonesia. TEMPO/Hilman Fathurrahman W

Erick Thohir Sedih dengan Opini Negatif Penanganan Covid-19

by

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir sedih karena sebagian orang beropini buruk soal penanganan Covid-19 di Indonesia. Mulai dari media asing yang mendiskreditkan ataupun pihak-pihak yang tidak suka dengan Indonesia.

“Coba lihat keaadan kita, apakah lebih jelek dari Italia, Amerika? “ kata Erick dalam acara Ngobrol Tempo di Jakarta, Jumat, 29 Mei 2020.

Memang, kata Erick, ada yang lebih bagus dalam menangani Covid-19, seperti Korea Selatan. “Tapi populasi penduduknya berapa dibandingkan kita?”. Tapi meski demikian, sejumlah upaya telah dilakukan menghadapi Covid-19 ini.

Sehingga saat ini, selain di Jawa Timur yang sedang mengalami kenaikan kasus, hanya 50 persen saja rumah sakit yang benar-benar melayani pasien Covid-19.

Selain itu, Erick mengatakan negara seperti Cina dan Amerika adalah negara daratan. Sehingga, kemampuan logistiknya lebih mudah dari Indonesia yang merupakan negara kepulauan. Walau demikian, pasokan bahan pangan di tanah air ternyata masih tetap terkontrol.

Menurut Erick, hal ini dibuktikan dengan inflasi yang masih terkontrol. Terakhir, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi April 2020 di angka 2,67 persen year-on-year (yoy), atau masih dalam asumsi 2-4 persen. “Padahal ada isu bahan pangan titik titik naik, tapi inflasi overall kita bagus,” kata dia.

Di sisi lain, pemerintah juga telah mengucurkan stimulus bagi UMKM. Sebab, kata dia, UMKM merupakan sektor yang paling terdampak Covid-19. “Tidak banyak negara yang memutuskan harus dibantu dulu UMKM-nya, kebanyakan semua terjebak korporasi duluan,” ujarnya.

Akan tetapi, Erick mengaku sadar bahwa saat ini adalah era demokrasi sehingga pemerintah tidak boleh anti kritik. Tapi sejauh ini, Erick menilai kebijakan yang dilakukan sudah dijalan yang benar. “I think the goverment dengan rakyat Indonesia doing a job,” kata dia.

FAJAR PEBRIANTO