Bursa Eropa Dibuka Tertekan Jelang Konpers Trump Soal China
by Arif Gunawan, CNBC IndonesiaJakarta, CNBC Indonesia - Bursa Eropa melemah pada sesi awal perdagangan Jumat (29/5/2020), menyusul eskalasi ketegangan antara Amerika Serikat (AS) dan China yang mengaburkan optimisme seputar normalisasi perekonomian.
Indeks Stoxx 600, yang berisikan 600 saham unggulan di Eropa, melemah 1% pada pembukaan. Indeks saham sektor otomotif menjadi pemberat utama dengan anjlok 3,2%, memimpin sektor lainnya kecuali saham sektor kesehatan.
Selang setengah jam kemudian, koreksi Stoxx 600 menipis menjadi 3,35 poin (-0,94%) ke 352,12. Indeks FTSE Inggris turun 47,31 poin (-0,76%) ke 6.171,48, indeks DAX Jerman melemah 143,67 poin (-1,22%) ke 11.637,46 dan CAC Prancis tertekan 45,35 poin (-0,95%) ke 4.726,04.
Presiden AS Donald Trump dijadwalkan menggelar konferensi pers hari ini dengan agenda "China" dan pasar memperkirakan perseteruan kedua negara dengan perekonomian terbesar dunia tersebut akan makin meninggi.
Gedung Putih beberapa pekan terakhir menuduh Beijing bersalah terkait pandemi corona terutama setelah undang-undang baru tentang keamanan di Hong Kong diberlakukan yang dituding memberangus Gerakan pro-demokrasi yang didukung AS.
Di tengah situasi demikian, kontrak berjangka indeks saham AS pun tertekan. Bursa Asia juga anjlok setelah Kongres Rakyat Nasional China meluluskan aturan baru pada Kamis, yang memicu anjloknya indeks saham Hong Kong yakni Hang Seng sebesar 0,7%.
Di Eropa, Prancis bakal memasuki pelonggaran karantina wilayah (lockdown) tahap kedua yang akan berlaku bagi restoran, bar, dan café yang akan mulai dibuka pada 2 Juni. Inggris bakal mengizinkan kerumunan massa di bawah 6 orang di taman mulai Senin pekan depan.
Komisi Perdagangan Uni Eropa Phil Hogan pada Kamis mengatakan bahwa pihaknya bakal memulai pembicaraan atau negosiasi seputar keluarnya Inggris dari Uni Eropa (Brexit) mulai pekan depan, dan menyerukan pemerintah Inggris untuk bersikap sama.
Pelaku pasar bakal mencermati beberapa kabar pasar, seperti Renault yang akan bernegosiasi dengan serikat pekerjanya terkait dengan restrukturisasi massal pabrik di Prancis, yang bisa berujung pada Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) hingga 15.000 orang di seluruh dunia.
Investor juga bakal memantau data Produk Domestik Bruto (PDB) serta inflasi zona euro pada Jumat, yang bisa menawarkan petunjuk mengena dampak pandemi corona terhadap perekonomian Kawasan.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/ags)