Erick Thohir: Terus-menerus Impor Gula dan Alkes Itu Salah

by
https://awsimages.detik.net.id/community/media/visual/2020/05/08/d3b0eeb0-cc49-4b86-b562-fd63e5a48022_169.jpeg?w=700&q=80
Foto: Menteri BUMN Erick Thohir (Achmad Dwi Afriyadi/detikcom)

Jakarta -

Virus Corona tidak hanya berdampak pada kesehatan. Menurut Menteri BUMN Erick Thohir Corona mendorong banyak negara yang biasanya menganut pasar bebas kini menjadi proteksionis.

Kondisi ini menjadi kesempatan Indonesia untuk mengembangkan rantai pasok.

"Politik ini yang menarik karena selama ini selalu bilang pasar bebas. Realita sekarang era proteksionisme. Supply chain sekarang ini kesempatan Indonesia mulai mesti berdikari kita harus membangun supply chain yang sehat untuk negara kita, tanpa anti impor," kata Erick dalam sebuah diskusi online, Jumat (29/5/2020).

Erick menuturkan untuk sejumlah komoditas seperti garam industri memang impor karena Indonesia tidak bisa memproduksi sendiri. Cuma, menurut Erick menilai impor untuk gula dan alat kesehatan merupakan hal yang salah.

"Karena memang kadang-kadang ada beberapa bahan baku harus impor. Mohon maaf seperti garam industri memang kita nggak bisa produksi. Tapi, kalau gula impor terus salah lah, apakah alat kesehatan impor terus salah lah," ujarnya.

Lebih lanjut, Erick menuturkan, banyak ekonom meramalkan Indonesia akan menjadi negara maju. Meski demikian, ada sejumlah catatan yang harus diperbaiki antara lain transformasi teknologi dan biaya logistik.

"Banyak ekonom bilang Indonesia jadi negara berpotensi menjadi negara maju dan besar. Karena ada market dan sumber daya alam yang kuat. Karena itu ada catatan lain kelemahan Indonesia, transformasi teknologi dan mahalnya logistik dua hal ini yang saya rasa harus diperbaiki," ujarnya.

Simak Video "Erick Thohir: Banyak Pihak Swasta Akali BUMN!"
[Gambas:Video 20detik]
(acd/hns)