https://awsimages.detik.net.id/visual/2019/10/18/feffb7e4-bafd-48de-9a80-f27c59324c59_169.jpeg?w=715&q=90
Foto: PM India Narendra Modi dan Presiden China Xi Jinping di Zhejiang, China, 4 September 2016. REUTERS/Damir Sagolj/File Photo

Tolak Trump, Ini Cara India Selesaikan Masalah dengan China

by

Jakarta, CNBC Indonesia - Perselisihan antara China dan India mengenai sengketa perbatasan mulai mereda. India juga secara resmi menolak tawaran Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk bermediasi dengan Negeri Tirai Bambu tersebut.

Dalam sebuah pernyataan yang dirilis pada Kamis (28/5/2020), Kementerian Luar Negeri India menolak tawaran Trump mengatakan bahwa pihaknya dan China berusaha "menyelesaikan secara damai" masalah di perbatasan mereka.

"Kedua pihak telah membentuk mekanisme baik di tingkat militer dan diplomatik untuk menyelesaikan situasi yang mungkin timbul di daerah perbatasan secara damai melalui dialog dan terus tetap terlibat melalui saluran-saluran ini," tulis kementerian dikutip dari South China Morning Post.

"Pasukan India mengambil pendekatan yang sangat bertanggung jawab terhadap manajemen perbatasan dan secara ketat mengikuti prosedur yang ditetapkan dalam berbagai perjanjian dan protokol bilateral dengan China untuk menyelesaikan masalah apa pun yang mungkin timbul."

Pada Rabu (27/5/2020), Trump sempat mencuit tawaran kepada India lewat akun Twitternya @realDonaldTrump. "Kami telah memberitahu India dan China bahwa Amerika Serikat siap, mau, dan mampu menengahi atau menengahi perselisihan perbatasan mereka yang kini berkecamuk. Terima kasih," tulis Trump.

Masalah India dan China terkait kebuntuan di perbatasan Himalaya. Kedua negara meningkatkan penjagaan militer di lembah Galwan, di dataran tinggi Ladakh seraya menuduh satu sama lain melakukan pelanggaran.

Sebelumnya area ini sudah disengketakan. Bahkan di 1962 perang sempat terjadi antara China dan India.

Dari pantauan Reuters, sekitar 80 hingga 100 tenda pasukan bermunculan di sisi China. Sedangkan di sisi India, para pejabat sudah mulai membahas secara intensif perkembangan yang terjadi di ibu kota Ladakh, Leh, dan New Delhi.

Menurut mantan pejabat militer India, pembangunan jalan dan jalur udara oleh India menjadi penyebab. India membangun jalan di lembah Galwan yang menghubungkannya ke pangkalan udara Daulat Beg Oldi.

China menduga pembangunan infrastruktur yang dilakukan India di sepanjang line of actual control (LAC) berbahaya. Terutama untuk kawasan Aksai Chin yang jadi bagian China, yakni provinsi Xinjiang dan Tibet.

Di India, pembangunan 66 ruas jalan hingga 2022 memang menjadi fokus Perdana Menteri Mohdi. Sebelumnya infrastruktur wilayah itu cukup tertinggal.

[Gambas:Video CNBC]

(sef/sef)