Saran Buat Pemerintah Supaya New Normal Berhasil Pulihkan Ekonomi

by
https://awsimages.detik.net.id/community/media/visual/2020/05/28/f49ed129-fab2-4f65-844e-007ed7ded74a_169.jpeg?w=700&q=80
Ilustrasi/Foto: Pradita Utama

Jakarta -

Era kehidupan normal baru atau new normal diharapkan dapat memulihkan perekonomian Indonesia dari pandemi COVID-19. Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Yusuf Rendy Manilet menilai hal tersebut memang dapat membuat ekonomi Indonesia lebih baik. Namun ada sejumlah hal yang harus diperhatikan.

"Kalau melihat dari misalnya indikator yang sudah terlihat di kuartal I misalnya, pertumbuhan ekonomi jauh di bawah prediksi pemerintah. Saya pikir memang menjadi warning juga buat pemerintah untuk mengambil kebijakan (new normal) ini," kata dia saat dihubungi detikcom, Jumat (29/5/2020).

Menurutnya, banyak yang perlu dipertimbangkan pemerintah sebelum menerapkan era normal baru. Misalnya protokoler untuk menjalankan kebijakan tersebut.

Lanjut dia, saat ini pemerintah memang sudah memiliki protokol bagi dunia usaha di tengah PSBB. Namun juga perlu disiapkan rencana apabila kebijakan new normal membuat kasus baru positif virus Corona meningkat.

"Menurut saya harus ada batasan, kalau seandainya dalam pelonggaran PSBB nanti itu, jika misalnya mulai muncul sampai beberapa kasus lagi, pemerintah harus meninjau ulang," ujarnya.

Berlanjut di halaman berikutnya.

Simak Video " Ini Aturan New Normal bagi Karyawan"
[Gambas:Video 20detik]

Pemerintah bisa belajar dari Korea Selatan (Korsel) yang mengalami peningkatan kasus COVID-19 pasca-pelonggaran aktivitas

"Misalnya Korea Selatan contoh yang paling terakhir. Nah kalau saya melihat sebenarnya ini ketika kebijakan new normal ini dijalankan memang antara risiko dan potensi berjalan beriringan," ujarnya.

Pemerintah, jelas dia, harus menjalankan kegiatan new normal ini dibarengi dengan upaya meminimalisir risiko peningkatan kasus Corona.

"Untuk meminimalisir risikonya, pemerintah memperbanyak swab test, rapid test, kemudian menjalankan tracing untuk pasien yang terdampak, orang-orang yang berkomunikasi dengan pasien terdampak itu," tambahnya.

Simak Video " Ini Aturan New Normal bagi Karyawan"
[Gambas:Video 20detik]

(toy/ara)