https://asset.indosport.com/article/image/q/80/311648/mantan_pebulutangkis_amerika_serikat_kelahiran_indonesia_tony_gunawan_1-169.jpg
Mantan pebulutangkis Amerika Serikat kelahiran Indonesia Tony Gunawan.© Nick Laham/Getty Images

Tony Gunawan Sebut Perbedaan Ganda Putra Era Dulu dan Sekarang

by

INDOSPORT.COM – Tony Gunawan, mantan pebulutangkis Indonesia yang kini jadi pelatih di Amerika Serikat, menjelaskan perbedaan ganda putra Indonesia di eranya dulu dan sekarang.

Ganda putra bulutangkis Indonesia saat ini tengah jadi andalan. Sebut saja Kevin Sanjaya/Marcus Fernaldi Gideon, Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan dan Fajar Alfin/Muhammad Rian Ardianto, yang menorehkan segudang prestasi di kancah internasional.

Kevin/Marcus berhasil mempertahankan posisi sebagai ganda putra nomor 1 dunia, disusul oleh Hendra/Ahsan di peringkat dua. Sementara Fajar/Alfian bertengger aman di posisi ke-6 peringkat dunia BWF.

Kiprah ketiga pasangan yang melambungkan sektor ganda putra Indonesia itu rupanya menjadi sorotan Tony Gunawan yang pernah jadi salah satu ganda putra terbaik Indonesia saat berpasangan Candra Wijaya pada masanya.

Kepada Hans-Kristian Vittinghus dalam podcast A Year on Tour With Vittinghus, Tony mengaku ada perubahan besar pada gaya permainan ganda putra saat ini dan sekarang. Tony mengatakan ganda putra di era sekarang cenderung bermain menyerang ketimbang bertahan.

“Saya rasa perubahan terbesar ganda putra sekarang lebih fokus dalam hal serangan, lebih cepat. Tidak banyak pemain dan pasangan yang bermain defensif sejak awal. Jadi lebih fokus menyerang dan menyerang,” kata Tony.

Pola pemainan menyerang terkadang memang sering membuat konsentrasi pemain buyar, namun Tony mengakui bahwa pada pola permainan ini, kreativitas pemain jauh lebih tinggi dari jaman dulu.

“Anda bisa lihat tidak banyak pasangan, seperti Denny Kantono/Antonius yang bermain bertahan atau Sidek bersaudara yang lebih dulu main bertahan,” lanjutnya.

Tony lantas menyebutkan bahwa sistem poin yang diterapkan saat ini sangat memengaruhi pergeseran pola permainan dari sebelumnya bertahan jadi menyerang.

“Ya, karena sebelumnya Anda berpikir harus bersabar dulu, Anda tidak akan kehilangan poin. Tapo sekarang karena (salah) servis saja bisa membuat Anda kehilangan poin. Menyerang adalah pertahanan yang paling baik saat ini,” ungkap Tony.

Terlepas dari perubahan gaya permainan ganda putra saat ini yang disebabkan sistem poin, Tony tetap merasa bahwa perubahan sistem memang menuntut semua pemain harus beradaptasi.

“Seperti new normal. Anda harus mengikuti aturannya. Salah satu hal terbaik menjadi manusia adalah Anda harus menyesuaikan diri.”

Nama Tony Gunawan pernah melambung di sektor ganda putra bersama pasangannya, Candra Wijaya. Tony/Candra pernah meraih medali emas Olimpiade, tepatnya pada Olimpiade Sydney 2000.

Namun, usai memenangkan Olimpiade, pria kelahiran Surabaya itu memutuskan hijrah ke Amerika Serikat dan menetap secara permanen.

Meski pindah ke negara yang terbilang medioker di cabang bulutangkis, prestasi Tony tak meredup. Di tahun 2005, Tony yang sudah berstatus warga AS membawa negara barunya menjadi juara dunia di nomor ganda putra.