https://awsimages.detik.net.id/visual/2019/05/09/34937484-d89d-4ff7-9035-4b9a04a3d9ad_169.jpeg?w=715&q=90
Foto: Infografis/10 Kkks Utama Produksi Minyak/Edward Ricardo

SKK: Temuan Cadangan Gas Natuna Jadi Harapan Investasi Migas

by

Jakarta, CNBC Indonesia - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) saat ini masih melakukan evaluasi terkait temuan cadangan gas di Lapangan Mako Natuna. Hal tersebut disampaikan Wakil Kepala SKK Migas Fatar Yani Abdurrahman. Menurutnya terkait dengan revisi akan tergantung dari hasil evaluasi yang dilakukan.

"Masih kita evaluasi laporannya. Tergantung evaluasinya nanti bagaimana (terkait revisi)," ungkapnya saat dihubungi CNBC Indonesia, Jumat, (29/05/2020).

Sementara, Deputi Operasi SKK Migas Julius Wiratno mengatakan  revisi rencana pengembangan (POD) Lapangan Mako ini sudah disetujui oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Saat ini masih dalam tahap pengembangan.


"Mulai dari pengadaan kontrak-kontrak eksekusi proyek, serta juga diskusi kemungkinan sharing facility dengan  kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) lainnya dan lain-lain. Kita fasilitasi dan dukung penuh untuk bisa segera beroperasi," ungkapnya, Jumat, (29/05/2020).

 Ia juga mengatakan temuan ini akan berdampak positif kepada investasi.

Saat ini menurutnya memang diharapkan akan ada investasi untuk mengembangkan lapangan tersebut. Ini juga menjadi signal positif di tengah kesulitan dan keterbatasan yang ada.

"Kita bisa melakukan eksplorasi yang berhasil dan siap untuk dikembangkan ke tahap ekploitasi dan produksi," ungkapnya kepada CNBC Indonesia, Jumat, (29/05/2020).

Praktisi sektor hulu migas Tumbur Parlindungan mengatakan untuk memenuhi kebutuhan energi, Indonesia harus menemukan cadangan minyak dan gas yang baru. Penemuan gas resources ini menandakan potensi di Indonesia masih besar.

"Kita harus mengundang investor-investor yang lain untuk melakukan explorasi dengan memperbaiki iklim investasi di Indonesia," paparnya.

Lebih lanjut ia mengatakan Conrad sebagai salah satu pionir harusnya diapresiasi dan ini juga akan mengundang investor-investor lain untuk melakukan atau mencoba untuk melakukan explorasi. Di daerah yang sudah terbukti mempunyai resources yang besar.

Tumbur menyebut, potensi yang ada di daerah Natuna masih besar dan sangat diharapakan untuk bisa dikembangkan secepatnya. Hal ini di butuhkan untuk pemenuhan energi dalam negeri dan juga sebagai dasar untuk meningkatkan gerak perekonomian di daerah Natuna.

Di mana selama ini daerah Natuna menjadi daerah yang punya potensi untuk menjadi sengketa dengan negara-negara lainnya. "Potensi di Natuna masih besar, we just need to improve the investment climate and ini akan mengundang investor-investor lainnya melakukan investasi baik di oil and gas maupun sektor lainnya," tegasnya.

Sebelumnya, Kontraktor migas Conrad Petrolium Ltd yang merupakan operator blok migas lepas pantai Duyung PSC mengumumkan kabar gembira soal temuan kandungan gas di cekungan mereka.

Temuan ini merupakan kelanjutan dari aktivitas pengeboran di lapangan gas Mako seluas 340 km2 yang berada di blok Duyung PSC yang memiliki luas wilayah 1145 km2.

Conrad mengumumkan berdasarkan hasil audit tertangal 22 Mei 2020 oleh Gaffney Cline and Associates (GCA) diketahui sumber daya untuk lapangan Gas Mako ini meroket dibanding hasil audit pada 2019.

Estimasi sumber daya 2C yang dapat dipulihkan (kontingen) telah ditingkatkan menjadi 495 BCF, meningkat sekitar 79% dibandingkan dengan audit 2019. Sumber daya 3C (bergantung) telah meningkat sekitar 108% dibandingkan dengan audit 2019.

Dengan peningkatan terbaru ini, maka Mako telah terbukti menjadi salah satu ladang gas terbesar yang pernah ditemukan di Cekungan West Natuna. Sumber daya terbesar yang belum dikembangkan di kawasan tersebut.

[Gambas:Video CNBC]

(gus)