https://statik.tempo.co/data/2015/11/11/id_453483/453483_620.jpg
Tuban Jadi Kawasan Industri Petrokimia

Kilang Minyak dan Petrokimia Tuban Ditargetkan Beroperasi 2026

by

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menargetkan kompleks kilang minyak dan petrokimia di Tuban, Jawa Timur, bisa mulai beroperasi 2026. Sebab, pembebasan lahan untuk pembangunan kompleks kilang sudah hampir rampung, mencapai 92 persen dari total 841 hektar.

“Proyek ini akan memberikan manfaat sangat besar bagi anak bangsa,” kata Direktur Promosi Sektoral BKPM Imam Soejoedi dalam keterangan resmi di Jakarta, Kamis, 28 Mei 2020.

Nilai proyek ini mencapai Rp 211,9 triliun. Saat menyelesaikan proses negosiasi dengan masyarakat sekitar proyek, Kepala BKPM Bahlil Lahadalia sempat menyebut proyek ini akan menyerap 20 ribu tenaga kerja pada masa konstruksi dan 2.500 pekerja dalam tahap operasional.

Proyek investasi di Tuban ini termasuk dalam daftar Rp 708 triliun investasi mangkrak yang dicatatkan oleh BKPM. Sejak kerja sama antara Pertamina dan Rosneft terbentuk di tahun 2017, proyek pembangunan tertunda lama yang salah satunya disebabkan kendala pembebasan lahan. Baru pada Februari 2020, proyek kembali dilanjutkan setelah negosiasi dengan masyarakat sekitar rampung.

Proyek Kilang Minyak Tuban dimiliki PT Pertamina Rosneft Pengolahan dan Petrokimia, yang merupakan usaha patungan antara Pertamina (55 persen) dan Rosneft PJSC dari Rusia (45 persen). Proyek ini bagian dari New Grass Root Refinery (NGRR) yang dibangun Pertamina untuk memenuhi kebutuhan energi di dalam negeri dan memproduksi petrokimia berkualitas tinggi.

Sementara itu, Direktur Megaproyek Pengolahan dan Petrokimia (MP2) Pertamina Ignatius Tallulembang menyatakan proyek ini menjadi prioritas untuk segera diselesaikan. Pertamina dan Rosneft bahkan telah menandatangani kontrak desain Kilang Tuban dengan kontraktor terpilih pada Oktober 2019 yang lalu.

Saat ini, Basic Engineering Design (BED) dan Front End Engineering Design (FEED) tengah berjalan. “Dengan dukungan semua pihak, pembangunan kilang diharapkan berjalan lancar dan selesai sesuai waktu yang ditargetkan, sehingga kita bisa berdaulat secara energi,” kata Ignatius.

FAJAR PEBRIANTO