https://awsimages.detik.net.id/visual/2019/01/15/bd2166bf-9ef4-4610-a083-14664ade53e0_169.jpeg?w=715&q=90
Foto: Ilustrasi Citilink (Shinta Angriyana/detikTravel)

Citilink Angkut Penumpang Lagi Mulai 1 Juni 2020

by

Jakarta, CNBC Indonesia - Citilink Indonesia menghentikan sementara layanan penerbangan sejak 22 Mei 2020. Citilink memberikan penjelasan di balik kebijakan tak terbang hingga 31 Mei 2020 tersebut. Setelah itu, pada 1 Juni akan terbang kembali.

Dalam keterangan resminya Citilink siapkan prosedur new normal untung penerbangan mulai 1 Juni 2020. Persiapan itu meliputi layanan baik pada fase pre-in, hingga post flight dalam rangka menghadapi new normal. Persiapan ini dilakukan oleh Citilink sejak tanggal 22 Mei 2020 hingga 31 Mei 2020.

"Proses ini merupakan bagian dari kepedulian Citilink untuk kesehatan dan keselamatan penumpang serta bagian dukungan Citilink bagi kebijakan pemerintah," kata Direktur Utama Citilink Juliandra dalam keterangan resmi, Jumat (29/5/20).


Meski tak lagi mengangkut penumpang, Citilink tetap melayani penerbangan logistik baik dalam ataupun luar negeri. Rata-rata penerbangan logistik maskapai ini mencapai 20-25 flight/hari.

"Citilink tetap berkomitmen membantu kelancaran distribusi logistik di berbagai daerah. Untuk informasi lebih lanjut mengenai penerbangan yang terdampak dapat menghubungi call center di 0804 1 080808," lanjut keterangan tersebut.

Sebelumnya, Citilink Indonesia ternyata sudah menghentikan operasional angkutan penumpang. Maskapai yang merupakan anak usaha PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk ini tak lagi terbang, padahal sempat kembali mengudara sejak 8 Mei 2020 lalu.

"Citilink sedang setop operasi saat ini sampai dengan 31 Mei 2020 mendatang," kata Direktur Utama Citilink Indonesia Juliandra, kepada CNBC Indonesia, Kamis (28/5/2020).

Berbeda dengan Lion Air Group yang memutuskan tak lagi terbang sejak 27 Mei 2020, Citilink bahkan lebih dulu memberlakukan kebijakan serupa. Juliandra menyebut langkah ini merupakan kebijakan perusahaan, hanya saja tak menjelaskan alasan secara lebih perinci.

"Terhitung sejak 22 Mei lalu, dan sudah sejak awal exemption flight diberlakukan (7 Mei) kita rencanakan tidak terbang di fase setelah 22 Mei sampai 31 Mei," ungkapnya.

[Gambas:Video CNBC]

(hoi/hoi)