Bank Mandiri Restrukturisasi Kredit Rp 50 T, Mayoritas UMKM
by Monica Wareza, CNBC IndonesiaJakarta, CNBC Indonesia - PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) telah melakukan restrukturisasi sebanyak 292.000 nasabahnya akibat terdampak pandemi Covid-19. Dari jumlah tersebut, nilai kredit yang diberikan relaksasi mencapai Rp 50 triliun.
Corporate Secretary Bank Mandiri Rully Setiawan mengatakan dari nilai tersebut, sebanyak 75% kredit merupakan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) serta ritel.
"Nilainya sekitar Rp 50 triliun, masih 5% dari total baki kreditnya Bank Mandiri. 75% adalah UMKM atau retail," kata Rully, Jumat (29/5/2020).
Dia menjelaskan, saat ini kredit bermasalah (non performing loan/NPL) di Bank Mandiri berada di level terjaga sejak periode Januari-April 2020. Justru, nilai NPL pada periode tersebut cenderung lebih baik ketimbang periode yang sama tahun sebelumnya.
"Pengaruh pandemi kan baru kerasa di bulan Mei dengan restrukturisasi yang agresif. Dan dengan komunikasi dengan nasabah, harapannnya NPL masih sesuai skenario di awal walau dari kami siap-siap dengan proyeksi terjelek tapi masih terjaga. Mandiri masih bisa diandalkan sebagai bank sehat," kata Rully dalam video conference siang ini.
Secara industri, sampai posisi 18 Mei 2020, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat 95 bank telah mengimplementasikan restrukturisasi kredit kepada 4,9 juta debitur dengan nilai outstanding mencapai Rp 458,8 triliun.
Terkait dengan harga saham Bank Mandiri, data perdagangan Bursa Efek Indonesia (BE), mencatat, pada penutupan sesi I, Jumat ini (29/5/2020), saham BMRI menguat 1,40% di level Rp 4.350/saham, dengan kapitalisasi pasar Rp 203 triliun. Dalam sepekan terakhir saham BMRI melonjak 12,69%.
(tas/tas)