https://statik.tempo.co/data/2020/01/27/id_909691/909691_720.jpg
Penggambaran Dinosaurus, Allosaurus Jimmadseni. (Daily Mail/Andey Atuchin/SWNS)

Studi Fosil: Kanibalisme Terjadi di Antara Sepupu T-Rex

by

TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah studi menemukan, sepupu dinosaurus Tyrannosaurus Rex atau T-Rex yang hidup 150 juta tahun lalu terpaksa saling memangsa atau kanibalisme ketika makanan langka. Para ahli menduganya setelah menganalisis 2.368 fragmen fosil tulang yang digali dari Mygatt-Moore Quarry di Colorado, Amerika Serikat, situs yang telah menguak banyak spesimen dinosaurus.

Mereka menemukan bahwa 17 persen dari tanda bekas gigitan pada fosil tulang belulang itu berasal dari atau dibuat dinosaurus pemakan daging Allosaurus dan Ceratosaurus terhadap sesamanya. Namun, tim tersebut percaya bahwa dinosaurus hanya melakukan itu ketika makanan langka.

"Theropoda besar seperti Allosaurus mungkin tidak terlalu pemilih makanan, terutama jika lingkungan mereka sudah kekurangan sumber daya," kata penulis studi Stephanie Drumheller, seperti dikutip dari laman Daily Mail, Selasa, 27 Mei 2020.

"Memulung dan bahkan kanibalisme sudah pasti ada dilakukan," kata ahli paleontologi dari University of Tennessee itu menambahkan.

Dalam penelitiannya, Drumheller dan rekannya meneliti tanda-tanda gigi yang ditemukan tertinggal di tulang fosil. Tanda-tanda itu menurut tim dapat memberikan bukti sempurna tentang kebiasaan makan kuno.

Mereka lalu menemukan bahwa 684 spesimen memiliki setidaknya satu bekas gigitan dari dinosaurus karnivora, yang diyakini berasal dari Allosaurus, Ceratosaurus dan makhluk yang lebih besar seperti Saurophaganax atau Torvosaurus.

Di antara berbagai jenis bekas gigitan yang mereka identifikasi adalah tusukan, alur sengatan, dan berlubang. Sebagian besar gigitan, seperti yang diharapkan, ditemukan pada tulang reptil pemakan tumbuhan--mangsa yang biasa. Namun, peneliti juga menemukan jejak gigi yang dibuat oleh dinosaurus pemakan daging pada tulang theropoda lainnya.

Bahkan, gigitan ini menyumbang sekitar 17 persen dari keseluruhan temuan. Sekitar setengah dari gigitan ini menargetkan bagian tubuh korban yang kurang bergizi, yang membawa kepada dugaan tindakan memakan mayat yang sebagian utuh, dan berpotensi diakibatkan karena ekosistem yang kekurangan pangan dan stres.

Para peneliti percaya bahwa dinosaurus mati dan memberikan waktu yang cukup bagi hewan predator bangkai untuk menemukannya. Penelitian baru tersebut diterbitkan dalam jurnal PLOS ONE.

DAILY MAIL | PLOS ONE