Minyak Drop & Ringgit Menguat, Harga CPO Ogah Gerak
by Tirta Citradi, CNBC IndonesiaJakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak sawit mentah (CPO) cenderung flat pada perdagangan hari ini. Penguatan ringgit menjadi salah satu faktor yang menahan penguatan harga di tengah membaiknya permintaan dari China dan India.
Jumat ini (29/5/2020), harga CPO untuk pengiriman bulan Agustus 2020 di Bursa Malaysia Derivatif (BMD) melemah tipis 0,09% ke level RM 2.266/ton. Memasuki bulan Mei ketika banyak negara sudah mulai melonggarkan lockdown serta pembatasannya harga CPO merangkak naik.
Dalam dua hari terakhir, harga CPO bertahan di atas level psikologis RM 2.200/ton. Harga komoditas unggulan Negeri Jiran dan Indonesia ini mencatat kenaikan bulanan terbesar di sepanjang tahun 2020 seiring dengan munculnya tanda-tanda peningkatan permintaan, termasuk dari importir terbesarnya seperti China.
Hubungan Malaysia dengan India juga mulai membaik. India sebagai importir minyak sawit terbesar di dunia itu mulai membeli minyak nabati dari Malaysia setelah keduanya bersitegang sejak Oktober tahun lalu kala eks Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad memberikan kritik tajam terhadap UU Kewarganegaraan India yang baru.
Namun penguatan harga CPO harus terganjal karena penguatan mata uang ringgit. Ringgit, mata uang perdagangan kelapa sawit, naik 0,07% terhadap dolar AS hari ini. Penguatan mata uang Malaysia itu membuat harga minyak nabati yang sudah naik menjadi lebih mahal bagi pemegang mata uang asing.
Selain itu, pelemahan harga minyak mentah juga turut jadi sentimen yang menghambat kenaikan harga CPO. Harga minyak mentah melorot akibat permintaan minyak di AS masih loyo meski secara bertahap Negeri Adidaya itu secara bertahap mulai membuka kembali perekonomiannya. Hal ini ditandai dengan kenaikan stok mingguan yang dilaporkan oleh Agensi Informasi Energi AS (EIA).
CPO merupakan salah satu bahan baku dalam pembuatan biodiesel yang merupakan produk substitusi minyak sebagai bahan bakar. Oleh karena itu pergerakan harga minyak mentah juga menjadi sentimen yang menggerakkan harga komoditas unggulan Malaysia dan Indonesia ini.
Jatuhnya harga minyak mentah akibat pandemi corona membuat CPO menjadi kurang kompetitif untuk bahan baku biodiesel sehingga memperburuk prospek permintaan terhadap minyak nabati.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(twg/twg)