https://awsimages.detik.net.id/visual/2019/11/26/d3d2dfd2-ab71-4fef-a731-e3a36b58beeb_169.jpeg?w=715&q=90
Foto: Suasana Transaksi di Kantor Cabang Bank Mandiri/CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto

Perbankan RI Masih Kuat, Kredit Tumbuh 5,7% per April

by

Jakarta, CNBC Indonesia - Sektor perbankan Tanah Air masih mencatatkan pertumbuhan penyaluran kredit di level 5% pada April 2020 di tengah pandemi virus corona (Covid-19).

Mengacu data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), di tengah pandemi Covid-19 ini, perbankan masih tetap mencatatkan pertumbuhan di tengah perlambatan ekonomi domestik.

Deputi Komisioner Humas dan Logistik OJK, Anto Prabowo mengatakan, kredit perbankan tumbuh sebesar 5,73% yoy (year on year), sementara piutang pembiayaan perusahaan pembiayaan tercatat tumbuh sebesar 0,8% yoy.

Dari sisi penghimpunan dana, Dana Pihak Ketiga (DPK) perbankan tumbuh sebesar 8,08% yoy. Pada April 2020, industri asuransi berhasil menghimpun pertambahan premi sebesar Rp 15,7 triliun.

"Profil risiko lembaga jasa keuangan pada April 2020 masih terjaga pada level yang terkendali dengan rasio NPL [non performing loan, kredit bermasalah] gross tercatat sebesar 2,89% NPL net Bank Umum Konvensional 1,09% dan Rasio NPF [non performing financing] sebesar 3,25%," terang Anto, dalam keterangannya, Jumat (29/5/2020).

Sementara itu permodalan lembaga jasa keuangan terjaga stabil pada level yang memadai. Capital Adequacy Ratio (CAR) Bank Umum Konvensional (BUK) tercatat sebesar 22,13% serta Risk-Based Capital (RBC) industri asuransi jiwa dan asuransi umum masing-masing sebesar 651% dan 309%, jauh di atas ambang batas ketentuan sebesar 120%.

OJK, lanjut Anto, terus memperhatikan dampak pandemi Covid-19 yang relatif mulai memberikan tekanan terhadap sektor jasa keuangan, meskipun dari berbagai indikator dan profil risiko, kondisi stabilitas sistem keuangan sampai saat ini tetap terjaga dengan kinerja intermediasi yang positif.

Di sisi lain, dalam menyikapi kondisi "new normal" yang mulai berlaku di berbagai negara, OJK melihat adanya kesempatan bagi sektor riil di Tanah Air dapat memanfaatkan dan mengoptimalkan kapasitas ekspornya dengan tetap menerapkan protokol kesehatan yang ketat.

"Hal ini juga didukung ketersediaan likuiditas dan aspek permodalan yang cukup di perbankan saat ini," tukasnya.

[Gambas:Video CNBC]

(tas/tas)