RI Terancam Resesi, Waspada Ledakan Gelombang Pengangguran

by
https://awsimages.detik.net.id/community/media/visual/2019/07/25/25c532ba-1735-4efa-8343-35fb98aaecad_169.jpeg?w=700&q=80
Ilustrasi/Foto: Rifkianto Nugroho

Jakarta -

Pandemi COVID-19 membuat Indonesia terancam masuk ke jurang resesi. Hal itu bakal terjadi jika pertumbuhan ekonomi nasional negatif selama dua kuartal berturut-turut. Potensinya dinilai cukup besar untuk mengarah ke sana.

Wakil Direktur Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Eko Listiyanto menjelaskan bahwa ketika resesi terjadi maka akan menyebabkan ledakan gelombang pengangguran. Ujung-ujungnya orang miskin akan bertambah.

"Saya rasa dampak yang paling besar itu tingkat pengangguran dan kemiskinan," kata dia saat dihubungi detikcom, Jumat (29/5/2020).

Dia menjelaskan, sekarang saja saat resesi itu belum terjadi, sudah meningkat angka pengangguran karena banyak orang yang kehilangan pekerjaan imbas merebaknya virus Corona.

"Nah cuma yang nggak bisa dihindari biasanya pengangguran karena belum ada resesi saja ini kan peningkatan pengangguran sudah jutaan ya. Kalau kemudian terjadi resesi ini akan lebih besar lagi gelombang penganggurannya. Kalau nganggur nggak punya income ya pasti miskin. Jadi yang kemudian dampak kemiskinannya juga besar," jelas dia.

Menurutnya dua hal tersebut harus diantisipasi oleh pemerintah. Sayangnya pemerintah dinilai memiliki keterbatasan sumber daya untuk itu.

"Nah biasanya langkahnya adalah bantuan langsung dari pemerintah. Cuma kan saat resesi itu biasanya pemerintah pajaknya kurang kan, berkurang, kenapa? Karena orang lagi susah bagaimana bisa dipajaki. Kalau nggak untung kan nggak wajib bayar pajak, nggak ada tarikan pajak sehingga itu yang berat. Nah ini semua masalahnya jawabannya itu adalah penyelesaian COVID-19 itu," tambahnya.

Simak Video "Terpukul Virus Corona, Ekonomi Jepang Menuju Jurang Resesi"
[Gambas:Video 20detik]
(toy/ara)