https://statik.tempo.co/data/2019/02/12/id_819091/819091_720.jpg
Senam lansia yang teratur akan membuat ketahanan fisik yang lebih baik, ketimbang lansia yang tidak pernah berolah raga sama sekali.

Hari Lansia Nasional, Ini 4 Olahraga yang Aman bagi Usia Lanjut

by

TEMPO.CO, Jakarta - Setiap 29 Mei selalu diperingati sebagai Hari Lansia Nasional. Ini tentu kembali mengingatkan mereka dengan usia 65 tahun ke atas untuk senantiasa menjaga tubuh agar terhindar dari berbagai masalah kesehatan.

Adapun, dalam merealisasikannya, olahraga menjadi salah satu faktor penentu yang wajib diperhatikan. Sayangnya, masih minim pengetahuan para lansia terkait aktivitas fisik seperti apa yang cocok untuk dikerjakan guna menjaga kebugaran.

Agar tidak salah langkah, dokter spesialis rehabilitasi medik dari Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI), Tresia Fransiska, dalam keterangan pers yang diterima pada 28 Mei 2020 pun membagikan empat jenis olahraga yang aman dan baik untuk dilakukan lansia.

Latihan aerobik
Latihan aerobik memiliki segudang manfaat yang sangat dibutuhkan oleh para lansia, termasuk membakar lemak berlebih, menurunkan tekanan darah hingga menjaga kesehatan jantung paru. Beberapa pilihan latihan aerobik yang bisa dilakukan seperti naik turun tangga, senam, berenang, lompat tali, dan bersepeda.

“Dianjurkan untuk dikerjakan dua kali seminggu, masing-masing selama 30 menit. Tapi olahraga ini tidak disarankan jika baru saja mengalami serangan jantung, ada emboli paru, atau infeksi akut,” katanya.

Latihan penguat
Latihan penguat bisa membuat otot lansia kuat sehingga memudahkan untuk melakukan aktivitas harian. Ini juga baik untuk memperkuat dan menyokong jaringan ikat yang melemah seiring bertambahnya usia. Bagi lansia yang ingin melakukan latihan penguat, gerakan seperti squat, push up, dambel, dan theraband bisa menjadi pilihan.

“Hindari mengangkat dengan beban terlalu berat dan tidak dianjurkan jika memiliki riwayat nyeri dada, tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol, hernia, dan cedera sendi atau tulang,” katanya.

Latihan fleksibilitas
Latihan fleksibilitas mungkin tidak disarankan bagi yang memiliki riwayat cedera sendi, ligamen, atau tulang. Namun, bagi yang tidak mempunyai masalah tersebut dapat melakukannya agar membantu mempertahankan gerakan sendi dan mencegah kekakuan otot. Adapun, gerakan yang disarankan termasuk menarik tangan dan bahu ke belakang atau berdiri dengan salah satu kaki yang terangkat.

Latihan keseimbangan
Latihan keseimbangan dapat meningkatkan kemampuan keseimbangan dan mengurangi risiko jatuh pada lansia. Beberapa gerakan yang dapat dilakukan termasuk berdiri dengan satu kaki ke belakang, ke depan, ke samping sambil memegang kursi.

“Ini baik jika dilakukan tiga kali seminggu. Tapi tidak disarankan apabila pernah memiliki riwayat patah tulang, hipotensi, dan gangguan kognitif,” katanya.