https://awsimages.detik.net.id/visual/2020/05/26/0944e65e-0e7a-4304-a099-0732722ddb30_169.jpeg?w=715&q=90
Foto: Presiden Joko Widodo meninjau Mal Summarecon (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jokowi Bicara Wisata ala New Normal: Siapkan Standar Baru

by

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan bahwa preferensi liburan bagi para turis akan berubah seiring dengan era new normal berdampingan bersama wabah virus corona (Covid-19).

Hal tersebut ditegaskan Jokowi saat memimpin rapat terbatas dengan topik pembahasan tatanan normal baru di sektor pariwisata yang produktif dan aman Covid-19 di Istana Merdeka, kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta.

"Saya ingin mengingatkan pandemi Covid akan membuka perubahan tentang tren pariwisata di dunia. Di mana isu health, hygine, serta safety dan security akan menjadi pertimbangan utama bagi wisatawan yang ingin melancong," kata Jokowi, Kamis (28/5/2020).


"Preferensi liburan akan bergeser ke alternatif yang tidak banyak orang seperti solo travel tour, wellness tour, termasuk di dalamnya virtual tourism dan staycation," katanya.

Jokowi mengingatkan bahwa para pelaku industri pariwisata maupun ekonomi kreatif betul-betul harus jeli melihat situasi saat ini. Para pelaku diminta melakukan adaptasi dengan perubahan ini.

"Pelaku industri pariwisata dan ekonomi kreatif harus betul mengantisipasi perubahan tren ini dan kita harus betul-betul bisa mencium perubahan ke arah mana," katanya. Jokowi pun telah menyampaikan sebuah standar baru yang nantinya akan menjadi landasan industri pariwisata menjalankan bisnisnya di tengah pandemi Covid-19.

"Betul-betul harus disiapkan sebuah standar baru menjadi sebuah kultur baru, kebiasaan baru di sektor pariwisata dan perlunya sosialisasi masif diikuti uji coba, simulasi dan pengawasan," kata Jokowi, Kamis (28/5/2020).

Jokowi menegaskan protokol baru perlu diterapkan untuk mengantisipasi kemungkinan yang tidak diinginkan. Jika tidak dijalankan, maka bukan tidak mungkin citra pariwisata di Indonesia menjadi buruk.

"Begitu ada imported case, kemudian ada dampak kesehatan maka citra pariwisata yang buruk itu akan bisa melekat dan akan menyulitkan kita untuk memperbaikinya lagi karena itu betul-betul harus dihitung, dikalkulasi betul, di lapangan manajemen pengawasannya dilaksanakan,"

Protokol kesehatan yang dimaksud Jokowi mulai dari sisi transportasi, penginapan atau hotel, restoran, hingga sejumlah area-area di lokasi pariwisata. Menurut Jokowi, sejumlah negara lain pun sudah melakukan hal serupa.

"Saya minta lihat benchmark di negara lain yang sudah saya lihat menyiapkan ini dengan kondisi new normal di sektor pariwisata," katanya.

Jokowi meminta jajarannya untuk fokus menarik minat wisatawan domestik ke berbagai destinasi wisata. Namun, pemerintah tidak akan begitu saja membuka sejumlah destinasi wisata tanpa pertimbangan yang matang,

"Saya minta di identifikasi daerah wisata. daerah tujuan destinasi wisata yang memiliki R0 di bawah satu, Rt di bawah satu, sehingga betul-betul secara bertahap kita bisa membuka sektor pariwisata," katanya.

"Tapi sekali lagi, tolong ini di lapangannya diikuti dengan ketat sebelum kita membuka. Sehingga wisatawan baik domestik maupun luar dapat berwisata dengan aman dan masyarakat bisa produktif utamanya bagi pelaku pariwisata," katanya.

Lantas, kapan rencananya kawasan-kawan pariwisata akan dibuka untuk umum? Jokowi menegaskan bahwa pemerintah tak akan tergesa-gesa melakukan hal itu, karena diperlukan kajian yang matang.

"Mengenai waktu kapan, ini betul-betul tolong betul tidak usah tergesa-gesa, tapi tahapan-tahapannya yang saya sampaikan dilalui dan dikontrol dengan baik," tegasnya.

[Gambas:Video CNBC]

(gus)