Indosterling Restrukturisasi Promissory Notes, Telat Bayar?
by Syahrizal Sidik, CNBC IndonesiaJakarta, CNBC Indonesia - PT Indosterling Optima Investa (Indosterling Group) menyampaikan skema restrukturisasi atas produk High Yield Promissory Notes (HYPN) atau surat sanggup bayar yang diterbitkan perusahaan.
Dalam dokumen yang diperoleh CNBC Indonesia, skema ini disampaikan kepada pemegang HYPN mengacu pada surat yang disampaikan manajemen pada 14 Mei 2020 perihal pemberitahuan rencana restrukturisasi.
Promissory notes (PN) atau surat sanggup bayar adalah surat berharga komersial yang diterbitkan oleh korporasi non-bank berbentuk surat sanggup (promissory note) dan berjangka waktu sampai dengan 1 tahun yang terdaftar di Bank Indonesia. Definisi ini tertuang dalam Peraturan Anggota Dewan Gubernur Nomor 20/1/PADG/2018.
Sementara Investopedia mendefinisikasn PN adalah instrumen keuangan yang berisi janji tertulis oleh satu pihak (penerbit) untuk membayar kepada pihak lain sejumlah uang tertentu, baik berdasarkan permintaan atau pada tanggal yang akan datang. Surat berharga ini biasanya berisi jumlah utang, pokok, suku bunga, tanggal jatuh tempo, tanggal dan tempat penerbitan, dan tanda tangan penerbit.
Dalam surat yang diteken Direktur Indosterling Optima Investa, William Henley pada 26 Mei 2020 disebutkan, untuk kontrak HYPN dengan nominal di bawah Rp 1 miliar, maka kupon akan dibayarkan setiap bulan sebesar 3,5% dari dana pokok untuk periode 12 bulan.
Selanjutnya, untuk kontrak promissory notes dengan dengan nilai nominal di atas Rp 1 miliar, kupon yang dibayarkan 4% dari dana pokok untuk periode 12 bulan.
"Setelah melewati masa 12 bulan, besaran kupon yang menjadi hak pemegang HYPN akan disesuaikan jika kondisi perusahaan yang membaik," bunyi pengumuman tersebut, dikutip Jumat (29/5/2020).
Sementara itu, untuk pokok HYPN, akan diperpanjang dengan jangka waktu selama 12 bulan dan dilakukan penyesuaian perpanjangan lebih lanjut bila kondisi perusahaan belum kembali normal.
"Perpanjangan pokok terhitung mulai kontrak HYPN yang jatuh tempo pada tanggal 1 April 2020," lanjut Indosterling.
CNBC Indonesia sudah mengonfirmasi perihal beredarnya surat ini kepada William Henley namun belum memberikan tanggapan.
Hal senada juga disampaikan Direktur Indosterling Aset Manajemen, Fitzgerald Stevan Purba. "Nanti akan ada media official holding statement," katanya saat dikonfirmasi, Jumat (29/5/2020). Indosterling Aset Manajemen adalah anak usaha manajer investasi dari Grup Indosterling yang baru diperkenalkan belum lama ini.
Sebagai catatan, situs resmi Grup Indosterling mencatat, perusahaan menawarkan jasa penasihat keuangan atau advisory dan structuring, deal execution, fund raising, strategic investment dan investment management.
Salah satu anak usahanya Indosterling Aset Manajemen fokus pada pengelolaan investasi termasuk reksa dana. Perusahaan menargetkan dapat menghimpun dana kelolaan (asset under management/AUM) sebesar Rp 3 triliun dalam 3 tahun ke depan. Namun, pada mengatakan pada tahap pertama, perusahaan membidik dana kelolaan Rp 1 triliun.
"Target nasabahnya institusi dan ritel, komposisi terbanyak di produk reksa dana pasar uang," kata Stevan, saat ditemui seusai acara konferensi pers peluncuran Indosterling Aset Manajemen di Hotel Fairmont, Senayan, Jakarta, Rabu (6/3/2019).
Indosterling saat ini menawarkan dua jenis instrumen investasi, yakni Reksa Dana Indosterling Pasar Uang dan Reksa Dana lndoSterling Ekuitas Likuid Plus. Perusahaan juga berencana menerbitkan ETF (exchanged traded fund) atau reksa dana yang bisa diperdagangkan di bursa dan reksa dana berbasis (underlying) obligasi.
(tas/tas)