Alasan Bukittinggi Tak Lanjutkan PSBB: Tak Ada Penambahan Kasus COVID-19

by
https://awsimages.detik.net.id/community/media/visual/2020/05/28/eb01b722-9926-4ac6-b926-9414367290d0_169.jpeg?w=700&q=90
Foto: Edi Wahyono

Bukittinggi -

Kota Bukittinggi menjadi satu-satunya daerah di Sumatera Barat (Sumbar) yang tidak melanjutkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Pemkot Bukittinggi merasa virus Corona (COVID-19) sudah bisa dikendalikan di wilayahnya.

"Hal utama tentu saja karena sudah tidak ada penambahan kasus positif COVID-19 lagi di Bukittinggi. Tidak ada klaster, dan cenderung pasien kita telah sembuh," kata Wali kota Bukittinggi, Ramlan Nurmatias, kepada wartawan, Kamis (28/5/2020).

Kasus Corona di Bukittinggi berawal dari temuan dua orang jemaah tabliq positif corona sepulang dari Malaysia. lalu, Bukittinggi menyatakan darurat COVID-19 pada 18 Maret 2020.

"Kondisi saat itu, kemudian kita tracking dan swab semua yang berinteraksi, hasilnya negatif. Begitu juga halnya dengan pasien lain yang juga terinfeksi positif, setelah kita tracking dan diswab, semua negatif, sehingga kita sampai pada kesimpulan tidak ada klaster di Buikittinggi," kata Ramlan.

"Kesimpulan lainnya adalah, kunci PSBB bukan berada di tengah kota, melainkan di 7 pintu masuk ke Sumatera Barat," ucapnya.

Ramlan bercerita terjadi masalah sosial selain masalah ekonomi saat penerapan PSBB. Dimulai dari saling curiga dan perubahan sikap di masyarakat.

"Kecurigaan antar masyarakat juga semakin tinggi. Bahkan saya sendiri di rumah di curigai juga oleh keluarga. Aman nggak nih pulang-pulang dari kantor? Nah, ditambah lagi dengan persoalan keagamaan. Belum lagi banyak keluhan dari orang tua yang mengeluhkan sikap anak-anaknya yang berubah sejak sekolah diliburkan," ucapnya.

Ramlan menjamin, tidak ada penurunan penanganan Corona meski tidak berstatus PSBB. Proses penanganan virus Corona akan difokuskan di perbatasan.

"Keluar dari PSBB bukan berarti memperlonggar. Justru akan semakin diperketat. Kita akan menggeser check point ke daerah perbatasan. Itu akan memperketat daerah perbatasan. Malah kita akan periksa KTP," katanya.

Diketahui, PSBB Tahap II di Sumatera Barat akan berakhir Jumat (29/5/2020) ini. Dari 19 Kabupaten dan Kota, Bukittinggi menjadi satu-satunya daerah yang akan menjalani fase new normal. Keputusan itu diambil setelah mempertimbangkan berbagai hal dan melihat kesiapan Pemko Bukittinggi.

"Kami sampai pada kesimpulan untuk melanjutkan PSBB. Tapi PSBB kali ini hanya di 18 daerah, kecuali Bukittinggi. Kota Bukittinggi sudah tidak melanjutkan PSBB karena sudah siap menerapkan skenario new normal," kata Gubernur Irwan Prayitno kepada wartawan seusai pertemuan virtual dengan seluruh bupati dan wali kota, Kamis (28/5).

(aik/aik)