https://awsimages.detik.net.id/visual/2019/03/19/c8a45e23-38c8-4302-9ddb-4a7e68417f3f_169.jpeg?w=715&q=90
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Ramai, Cerita Sinarmas Asset vs Bibit hingga Bank Digital BCA

by

Jakarta, CNBC Indonesia - Kembali memanasnya hubungan dagang antara Amerika Serikat dengn China perihal Hongkong seiring disahkannya undang-undang keamanan nasional baru untuk Hongkong berpotensi menjadi sentimen negatif yang dapat menekan bursa saham di perdagangan akhir pekan ini.

Pada Kamis kemarin (28/5/2020), Indeks Harga Saham Gabungan berhasil ditutup menguat 1,60% ke level 4.716,18. Nilai transaksi mencapai Rp 7,27 triliun dengan volume 7,20 miliar saham dan frekuensi perdagangan 477,261 kali.

Sebelum memulai perdagangan Jumat (29/5/2020), cermati aksi dan peristiwa emiten berikut ini yang dihimpun dalam pemberitaan CNBC Indonesia:


1. Disomasi Hotman Paris soal Sinarmas, CEO Bibit Minta Maaf
PT Bibit Tumbuh Bersama, salah satu agen penjual reksa dana (APERD) PT Sinarmas Asset Management menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh nasabah setelah kuasa hukum Sinarmas, Hotman Paris menyatakan somasi terbuka kepada Bibit atas informasi yang dinilai tidak akurat pada Rabu kemarin (27/5/2020).

Informasi tersebut yang disampaikan dalam surat elektronik kepada para nasabah Bibit, menyebutkan ada 7 produk reksa dana Sinarmas yang disuspensi pembelian maupun switching produk reksa dana. Kebijakan suspensi ini mengacu kepada instruksi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melalui surat edaran pada 20 Mei 2020.

Dalam keterangannya, platform Bibit Tumbuh Bersama menyebutkan hanya mengelola 7 reksa dana dari 89 reksa dana yang dikelola Sinarmas Asset. Sesuai dengan klarifikasi dari Sinarmas Asset Management, tindakan suspensi dari OJK tersebut hanya merupakan masalah administrasi atau pencatatan dan bersifat sementara.

"Selaku Agen Penjual Reksa Dana dari Sinarmas Asset Management meminta maaf kepada Sinarmas Asset Management dan seluruh nasabah/pemegang reksadana atas informasi yang kami kirimkan tanggal 26 Mei 2020, tentang informasi suspensi atas produk reksadana Sinarmas Asset Management, dan saran kami untuk melakukan penjualan atas produk tersebut," tulis manajemen Bibit, Kamis (28/5/2020).

2. Kalbe Gandeng Korsel Uji Coba Vaksin Covid-19 Bulan Depan
Produsen farmasi PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) resmi bekerja sama dengan perusahaan obat asal Korea Selatan, Genexine, Inc. untuk mengembangkan vaksin Covid-19. Vaksin yang diberi nama GX-19 ini akan diujicobakan kepada manusia di Indonesia mulai bulan Juni 2020.

Direktur Kalbe Farma Sie Djohan mengatakan kerja sama ini dilakukan perusahaan untuk membantu pemerintah untuk mengatasi pandemi Covid-19 di Indonesia.

"Kalbe berharap melalui upaya penelitian dan pengembangan vaksin Covid-19 ini secara cepat bisa mendapatkan hasil, sehingga kebutuhan vaksin di Indonesia dapat terjamin ketersediaannya," kata Sie Djohan dalam siaran persnya, Kamis (28/5/2020).

Pengembangan vaksin ini sebelumnya telah dilakukan menggunakan DNA virus corona baru oleh konsorsium dengan Genexine, Binex, the International Vaccine Institute(IVI), GenNBio, the Korea Advanced Institute of Science & Technology (KAIST), and Pohang University of Science & Technology (POSTECH).


3. Butuh Dana Segar, Waskita Jual 3 Ruas Tol Tahun Ini
PT Waskita Toll Road, anak usaha PT Waskita Karya Tbk (WSKT) bakal menjual lagi sejumlah ruas tol milik perseroan. Setidaknya 3 ruas tol bakal dilepas pada tahun ini, yakni Kanci-Pejagan, Pejagan-Pemalang, dan Pasuruan-Probolinggo.

Direktur Utama PT Waskita Toll Road Herwidiakto, menjelaskan bahwa saat ini proses negosiasi sedang berlangsung untuk divestasi 3 ruas tersebut. Ia mengaku butuh dana cepat untuk melanjutkan sejumlah ruas lain yang masih dalam tahap konstruksi.

"Kan kita sudah harus menggeber konstruksi sehingga dana sudah sangat perlu untuk tahun ini. Jadi kami merencanakan tahun ini, sudah berproses," ujarnya kepada CNBC Indonesia, Kamis (28/5/20).

4. Dampak Covid-19, Proyek WIKA Mangkrak & Laba Bisa Drop 50%
Emiten konstruksi BUMN, PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) terkena dampak dari pandemi Covid-19. Fokus pemerintah dalam mengangani virus Corona jenis baru menyebabkan banyak pengerjaan proyek infrastruktur harus tertunda.

Dalam pengumuman yang disampaikan manajemen Wijaya Karya, perseroan memperkirakan, penghentian sementara proyek akan berlangsung lebih dari tiga bulan, seiring diberlakukannya kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB).

Dari total 208 proyek berjalan hingga April 2020, 13% di antaranya dihentikan sementara atau suspend pada seluruh bagian proyek. Proyek-proyek ini memberikan andil sekitar kurang dari 25% dari pendapatan secara konsolidasian sepanjang tahun 2019.

"Sedangkan sekitar 23% proyek berada dalam kondisi slow down yang di mana terdapat perlambatan di beberapa bagian seperti mobilisasi tenaga kerja dan pembatasan jumlah pekerja di lapangan akibat physical distancing," kata manajemen WIKA, dalam keterbukaan informasi, Kamis (28/5/2020).


5. Bukan Cuma Lion Air, Citilink Juga Berhenti Terbang
Citilink Indonesia ternyata sudah menghentikan operasional angkutan penumpang. Maskapai yang merupakan anak usaha PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk ini tak lagi terbang, padahal sempat kembali mengudara sejak 8 Mei 2020 lalu.

"Citilink sedang setop operasi saat ini sampai dengan 31 Mei 2020 mendatang," kata Direktur Utama Citilink Indonesia Juliandra, kepada CNBC Indonesia, Kamis (28/5/2020).

Berbeda dengan Lion Air Group yang memutuskan tak lagi terbang sejak 27 Mei 2020, Citilink bahkan lebih dulu memberlakukan kebijakan serupa. Juliandra menyebut langkah ini merupakan kebijakan perusahaan, hanya saja tak menjelaskan alasan secara lebih perinci.

"Terhitung sejak 22 Mei lalu, dan sudah sejak awal exemption flight diberlakukan (7 Mei) kita rencanakan tidak terbang di fase setelah 22 Mei sampia 31 Mei," ungkapnya.


6. Tutup 7 Pabrik, Indocement Ramal Penjualan Semen RI Drop 7%
Perlambatan ekonomi domestik akibat kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) menyebabkan ekonomi terkontraksi cukup tajam. Hal ini juga berimbas terhadap lesunya permintaan semen nasional yang diprediksi akan mengalami penurunan tahun ini.

Emiten produsen semen, PT Indocement Tunggal Pakarsa Tbk (INTP) memperkirakan, akan terjadi penurunan volume penjualan semen hingga minus 7% pada tahun ini. Oleh sebab itu, perseroan fokus menjalankan beberapa efisiensi seperti memangkas belanja modal, menutup sebagian operasional pabrik, memangkas gaji untuk level top manajemen hingga 20% guna memastikan tetap bertahan melewati krisis pandemi Covid-19.

"Capex langsung kita cut jadi Rp 1,1 triliun karena demand akan minus 7% ke depan, kita harus menghemat, cash is the king," tutur Direktur Utama Indocement Tunggal Prakarsa, Christian Kartawijaya, kepada CNBC Indonesia, Rabu (28/5/2020).

Seperti diketahui, perseroan memangkas anggaran belanja modal (capital expenditure) pada tahun ini menjadi Rp 1,1 triliun dari proyeksi sebelumnya Rp 1,4 triliun. Pemangkasan belanja modal ini mempertimbangkan dampak dari pandemi Covid-19 yang menyebabkan perlambatan pertumbuhan ekonomi nasional.


7. Per 18 Mei, Restrukturisasi Kredit Bank Tembus Rp 458,8 T
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyampaikan perkembangan terbaru restrukturisasi kredit dari perbankan RI kepada para nasabahnya yang terdampak pandemi virus corona (Covid-19).

Deputi Komisioner Humas dan Logistik OJK Anto Prabowo dalam pernyataannya resminya mengatakan sampai posisi 18 Mei 2020, OJK mencatat 95 bank telah mengimplementasikan restrukturisasi kredit kepada 4,9 juta debitur dengan nilai outstanding mencapai Rp 458,8 triliun.

Sementara itu, untuk perusahaan pembiayaan posisi 26 Mei 2020, dari 183 perusahaan pembiayaan atau multifinance sudah melakukan restrukturisasi sebanyak 2,1 juta kontrak dengan jumlah outstanding Rp 66,78 triliun.

OJK juga menyatakan, berdasarkan 50% dari total kredit UMKM di perbankan yang mencapai Rp 1.100 triliun - Rp 1.200 triliun, maka potensi kredit yang direstrukturisasi perbankan RI bisa mencapai Rp 500 triliun hingga Rp 600 triliun.


8.Royal Bank jadi Bank Digital BCA, Nama Rabobank jadi Apa?
Teka-teki nama baru Bank Royal Indonesia, pasca dicaplok PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) kini sudah terjawab. BCA memutuskan mengganti nama Bank Royal menjadi Bank Digital BCA usai diakuisisi bank yang terafiliasi dengan Grup Djarum ini pada April 2019.

Lalu bagaimana dengan nama Rabobank Indonesia, apakah akan diganti juga? Seperti diketahui, BCA pada 2019 mengakuisisi dua bank, PT Bank Royal Indonesia pada April 2019 dan PT Rabobank Indonesia pada Desember 2019.

Direktur Keuangan BCA, Vera Eve Lim sudah menyebutkan nama baru untuk Bank Royal. Nama baru tersebut sudah mendapat persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan yang rencananya, branding bank digital besutan BCA ini akan mulai dikenalkan ke publik pada semester kedua di tahun ini.

"Untuk Bank Royal, ada nama baru, dan sudah dapat persetujuan regulator, nama barunya Bank Digital BCA," katanya, dalam pemaparan, Rabu (27/5/2020). (hps/hps)