Catat! Ini Aturan New Normal di KRL

by
https://awsimages.detik.net.id/community/media/visual/2020/05/28/2c60ab35-0450-4692-ba41-4956b72391c6_169.jpeg?w=700&q=80
Foto: Suasana di Stasiun KRL (Anisa Indraini/detikcom)

Jakarta -

PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) akan mengeluarkan beberapa kebijakan baru untuk menghadapi new normal di lingkungan Kereta Rel Listrik (KRL).

Dalam new normal, PT KCI tetap akan menjalankan protokol kesehatan yang sudah berjalan selama ini, yaitu wajib menggunakan masker selama berada di area stasiun dan di dalam KRL, pemeriksaan suhu tubuh penumpang, dan penerapan physical distancing atau jaga jarak sesuai dengan marka-marka yang ada di area stasiun dan kereta.

VP Corporate Communications PT KCI, Anne Purba mengatakan pada waktu tertentu saat padat pengguna akan ada penyekatan di sejumlah titik stasiun sehingga jumlah orang yang berada di peron dan di dalam kereta dapat terkendali. Bila diperlukan, nantinya petugas juga melakukan buka tutup pintu masuk stasiun.

"Saat ini PT KCI juga sudah menyediakan fasilitas wastafel tambahan selain yang telah ada di toilet, agar dapat dimanfaatkan pengguna KRL untuk mencuci tangan sebelum dan setelah menggunakan KRL. Selain itu fasilitas hand sanitizer di stasiun maupun yang dibawa oleh petugas pengawalan di dalam kereta juga masih tersedia," kata Anne dalam keterangan resmi yang dikutip detikcom, Kamis (28/5/2020).

Kereta dan stasiun juga semakin dijaga kebersihannya. Sebelum pandemi virus Corona melanda, seluruh kereta dan stasiun rutin dibersihkan baik saat beroperasi melayani penumpang maupun selepas jam operasional. Sejak pandemi, pembersihan ini dilengkapi dengan cairan disinfektan dan penyemprotan disinfektan rutin di stasiun maupun sarana KRL.

Permukaan-permukaan yang rutin disentuh penumpang di stasiun seperti vending machine, gate tiket elektronik, tempat duduk, hingga pegangan tangga juga dibersihkan sekurang-kurangnya sembilan kali dalam sehari.

Untuk menjaga kebersihan, musala stasiun selama masa pandemi COVID-19 tidak menyediakan karpet, sajadah, sarung dan mukena. Kebijakan ini masih akan berlanjut untuk mencegah penularan dari perlengkapan ibadah yang dipakai bersama-sama.

Kepada seluruh pengguna diimbau untuk tidak berbicara secara langsung maupun melalui telepon seluler karena salah satu penularan COVID-19 bisa melalui droplet atau cairan yang keluar dari saluran mulut dan hidung saat batuk, bersin, maupun berbicara.

Pengguna KRL diajak untuk memanfaatkan fasilitas transaksi tiket non tunai dengan menggunakan Kartu Multi Trip (KMT), kartu uang elektronik bank, dan aplikasi Link Aja. Khusus untuk aplikasi link aja, saat ini telah ada 40 unit gate yang dapat mengakomodir transaksi jenis ini dan jumlahnya akan terus bertambah. Imbauan menggunakan transaksi non tunai ini untuk meminimalisir kemungkinan penularan COVID-19 dari uang tunai yang sering berpindah tangan.

Petugas frontliner di setiap stasiun juga telah menggunakan pelindung wajah atau face shield sebagai upaya untuk pencegahan penularan COVID-19. Nantinya seluruh petugas di stasiun maupun kereta akan menggunakan pelindung wajah.

Buka halaman selanjutnya>>>

Simak Video "Bagaimana Penerapan Skema New Normal di KRL?"
[Gambas:Video 20detik]

Jumlah pengguna KRL Jabodetabek telah turun drastis selama masa pandemi COVID-19 ini. Jika sebelumnya setiap hari dapat melayani 900 ribu hingga satu juta pengguna KRL per hari, maka selama masa pandemi dan PSBB hanya melayani 180 ribu-200 ribu pengguna per harinya. Jumlah pengguna di Stasiun Manggarai juga telah turun dari rata-rata 19.589 pengguna per hari di Januari 2020, menjadi hanya 3.123 pengguna pada Mei 2020.

"Secara keseluruhan, jumlah pengguna KRL telah berkurang lebih dari 80% dibandingkan sebelum pandemi COVID-19," kata VP Corcom KCI, Anne Purba kepada detikcom, Kamis (28/5/2020).

Selama masa PSBB ini, PT KCI tetap mengoperasikan 88 rangkaian KRL dengan jumlah total perjalanan KRL 774 setiap harinya. Jumlah rangkaian KRL yang dioperasikan jumlahnya tetap sama dengan situasi normal sebagai upaya untuk mencegah adanya antrean pengguna yang menyulitkan penerapan physical distancing.

Untuk jumlah perjalanan memang berkurang, karena berkurangnya jam operasional mengikuti ketentuan PSBB terkait operasional transportasi publik. Namun dengan jumlah rangkaian yang tetap, headway dan frekuensi perjalanan kereta juga masih tetap sama.

Dengan frekuensi perjalanan yang sama dengan masa sebelum pandemi, sementara jumlah pengguna turun lebih dari 80%. Kereta-kereta commuter setiap harinya berjalan dengan mayoritas kondisi sepi pengguna.

Masih ada antrean pengguna, hanya pada 1-2 jadwal kereta di jam-jam sibuk pagi dan sore hari karena sifat perjalanan commuter yang memang memulai dan mengakhiri aktivitas pada waktu-waktu yang sama.

Simak Video "Bagaimana Penerapan Skema New Normal di KRL?"
[Gambas:Video 20detik]

(dna/dna)