Edukasi Petani, Petrokimia Gresik Gencar Buat Demplot Pupuk non Subsidi
by Deni Ali SetionoGresik (beritajatim.com) – Kendati masih ada pandemi Covid-19, PT Petrokimia Gresik (PG), perusahaan solusi agroindustri anggota holding Pupuk Indonesia terus gencar melakukan edukasi terhadap petani dengan membuat lahan demonstration (demplot) dengan menggunakan pupuk non subsidi.
Kali ini, Petrokimia Gresik menggelar panen perdana tomat pada lahan demplot dengan pupuk non subsidi NPK Phonska Plus di Desa Tenilo, Kecamatan Limboto, Kabupaten Gorontalo. Hasil dari pemupukan berimbang itu, mampu meningkatkan produktivitas sebesar 60 persen. Yang semula petani tomat disana hanya mampu menghasilkan 30 ton per hektar. Tapi, saat menggunakan NPK Phonska Plus di lahan demplot naik sebanyak 48 ton per hektar.
Dirut Petrokimia Gresik, Rahmad Pribadi menuturkan, peningkatan tersebut didapat setelah menerapkan pola pemupukan berimbang rekomendasi Petrokimia Gresik dengan komposisi Petroganik (2 ton/ha), ZA (200 kg/ha), ZK (100kg/ha), NPK Phonska Plus (800 kg/ha), dan pupuk hayati Sinar Bio (50 kg/ha).
“Komposisi ini mampu menghasilkan panen tomat sebanyak 48 ton per hektare, jauh diatas kebiasaan petani setempat yang rata-rata hanya menghasilkan 30 ton per hektare saat panen,” tuturnya, Jumat (29/05/2020).
Dalam demplot ini kata Rahmad, Petrokimia Gresik kembali menggunakan pupuk non subsidi NPK Phonska Plus. Pupuk ini merupakan pupuk majemuk generasi baru Petrokimia Gresik dengan kandungan NPK 15-15-15 yang diperkaya 9 persen Sulfur dan unsur hara mikro esensial Zink (Zn) sebesar 2.000 ppm yang sangat dibutuhkan tanaman.
Berdasarkan data Organisasi Pupuk Dunia, sebagian besar lahan pertanian di dunia, termasuk di Indonesia kekurangan unsur hara mikro Zink. Padahal, Zink merupakan faktor penting yang dapat memaksimalkan pertumbuhan vegetatif serta pembentukan bunga dan buah pada tanaman.
“Kami memilih Zink sebagai unsur hara mikro yang ditambahkan dalam NPK Phonska Plus,” ujarnya.
Selain memberikan pengawalan pemupukan berimbang lanjut Rahmad, pihaknya juga menggandeng salah satu anak perusahaannya. Yakni, Petrokimia Kayaku untuk pengendalian hama dan jamur.
Adapun insektisida yang diaplikasikan antara lain Fenite 150 OD, Ceba 125 EC, dan Plytop 250 OD yang berfungsi untuk mengendalikan hama berupa kutu-kutuan, tungau, aphids, ulat penggulung, dan penghisap daun. Serta Fungisida, yaitu Kamikaze 371 EC dan Topsin WP untuk menghambat pertumbuhan jamur sehingga hasil panen tinggi.
“Ini adalah upaya kami untuk mengawal musim tanam serta mewujudkan pertanian yang berkelanjutan,” ungkapnya.
Dipilihnya Gorontalo sebagai lahan demplot pertanian tanaman tomat. Pasalnya, daerah tersebut salah satu sentra pertanian dan hortikultura di Sulawesi. Berdasarkan data Dinas Pertanian setempat, luas panen tanaman tomat mencapai 9.229 hektare. [dny/but]