https://beritajatim.com/wp-content/uploads/2020/05/IMG-20200528-WA0057.jpg

Uji Coba New Normal, Banyuwangi Dimulai dari Tahlilan

by

Banyuwangi (beritajatim.com) – Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas masih belum menentukan skema new normal di berbagai sektor. Termasuk kegiatan keagamaan umat islam.

Anas masih meminta saran dan petunjuk dari sejumlah tokoh agama untuk menentukan skema tersebut. Misalnya membahas kemungkinan menerapkan protokol kesehatan saat kegiatan berlangsung.

“Bagaiman jika tahlilan, tempat duduk berjarak, tersedia hand sanitizer dan sarana sanitasi. Tentu kita pahami tidak semua warga, misalnya, bisa sediakan hand sanitizer, maka perlu saling bantu,”

”Tadi juga dibahas, saat tahlilan, yang biasanya mengundang katakanlah 40 orang selama 7 hari, untuk sementara waktu cukup 10 orang saja hari pertama, 10 orang lainnya hari kedua, dan seterusnya,” ujarnya.

Bupati Anas menambahkan, pihaknya siap berkolaborasi untuk tata laksana kesehatan lingkungan ponpes.

“Puskesmas terdekat bisa melakukan pendampingan bagi para kiai. Mulai dari pelaksanaan aktivitas belajar, termasuk juga untuk cara tahlilan yang aman di kalangan warga,” tegas Anas.

Menanggapi hal tersebut, Ketua PCNU Banyuwangi KH Ali Makki Zaini mengusulkan new normal untuk disimulasikan sesegera mungkin. PCNU juga menyerahkan sejumlah rekomendasi tentang pelaksanaan pendidikan di madrasah dan pesantren.

Bahkan, PCNU siap membikin pilot project di empat majelis wilayah cabang (MWC), yaitu struktur NU di tingkat kecamatan.

“Sebagai pilot project, kami tunjuk empat MWC untuk penerapan new normal tahlilan in, yaitu MWC Purwoharjo, Cluring, Kabat, Glagah. Serta satu pesantren untuk uji coba new normal, yaitu Ponpes Manbaul Falah, Kecamatan Singojuruh,” ujar Gus Makki, sapaan akrabnya.

Gus Makki menambahkan, NU siap mensosialisasikan new normal kepada jamaah. “Nahdliyin harus menjadi contoh untuk selalu taat protokol kesehatan demi kemaslahatan umat,” ujarnya didampingi Ketua Satgas Covid-19 PCNU Arief Fauzi dan Ketua LP Maarif PCNU Zaky Mubarok.

Gus Makki mengakui, pesantren menjadi pekerjaan rumah bagi NU. Santri sudah terlalu lama libur. “Kami ingin santri bisa segera belajar, apalagi mereka dalam waktu dekat mulai masuk. Jadi, kami harus benar-benar memastikan protokol Covid-19 di kalangan santri,” kata Gus Makki. (rin/ted)