https://statik.tempo.co/data/2020/03/18/id_923978/923978_720.jpg
Karyawan melintas di depan layar pergerakan saham Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa, 17 Maret 2020. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menjadi yang terlemah dibandingkan dengan bursa saham di Asia hingga sesi pertama perdagangan hari ini, Selasa (17/3). Hingga pukul 12.00 WIB, IHSG atau Jakarta Composite Index menjadi yang terlemah dengan koreksi sebesar persen atau poin ke level 4.478,55. Kejatuhan ini menjadi yang terlemah sejak Januari 2016. TEMPO/Tony Hartawan

Citra Marga Nushapala Cetak Laba Rp758,7 Miliar

by

TEMPO.CO, Jakarta -PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk. membukukan pertumbuhan laba tipis 0,37 persen sepanjang 2019 yang ditopang oleh efisiensi produksi.

Emiten operator jalan tol tersebut membukukan laba bersih sebesar Rp758,7 miliar, naik 0,37 persen dibandingkan perolehan 2018. Namun, perolehan laba ini bukan dihasilkan dari peningkatan pendapatan perseroan. Pendapatan justru mengalami penurunan 7,67 persen terhadap periode sebelumnya. Pendapatan emiten berkode saham CMNP ini turun menjadi Rp3,52 triliun per akhir tahun lalu.

Perseroan masih bisa menghasilkan peningkatan laba bersih karena adanya penurunan beban pokok yang lebih besar dari pendapatan. Beban pokok turun 14,82 persen menjadi Rp2,23 triliun.

Hal ini membuat posisi laba kotor perseroan menjadi Rp1,29 triliun. Jumlah ini meningkat sekitar 8,04 persen terhadap perolehan laba kotor pada 2018 sebesar Rp1,19 triliun.

Namun demikian, pertumbuhan laba bersih harus tertahan lebih jauh karena adanya peningkatan pada pos-pos biaya lainnya. Salah satunya adalah peningkatan biaya keuangan yang meningkat tajam 120,74 persen menjadi Rp372,01 miliar.

Posisi aset perseroan tercatat sebesar Rp15,45 triliun pada 2019, meningkat 14,9 persen terhadap posisi 2018. Adapun, liabilitas dan ekuitas masing-masing Rp7,53 triliun dan Rp7,91 triliun, meningkat 16,3 persen dan 13,61 persen.

Maret lalu, Direktur Independen Citra Marga Nusaphala Djoko Sapto mengatakan perseroan tengah merencanakan proyek tol prakarsa di beberapa kota besar di Sumatera Utara. "Ada rencana [prakarsa tol] di Medan, lagi proses studi, rencana studi selesai Juni 2020, kalau prakarsanya disetujui, baru maju ke BPJT," katanya.

Perkiraan awal untuk tol di Medan ini panjang totalnya sekitar 35 kilometer dengan perkiraan nilai investasi sekitar Rp15 triliun. Menurut Djoko, Medan sengaja dipilih untuk melengkapi portofolio perseroan yang memang bergerak untuk tol di daerah perkotaan.

BISNIS.COM