Belum Ditemukan Obatnya, Penelitian Kapsul Herbal China Ini Disebut Bisa 'Obati' Covid-19, Seberapa Efektif Obat Herbal Ini?
by Maymunah NasutionIntisari-online.com - Penyakit Covid-19 sampai saat ini belum ditemukan obatnya,
Namun, kombinasi herbal China disebut-sebut bisa menjadi obat penyakit ini.
Melansir South China Morning Post, kombinasi herbal China bisa meredakan gejala Covid-19.
Hal tersebut diungkapkan oleh ilmuwan top CHina setelah lakukan pengujian berulang-ulang.
Menurut diagnosa sebelumnya dan protokol pengobatan oleh Komisi Kesehatan Nasional, kapsul Lianhuaqingwen (LH) sudah digunakan untuk obati gejala Covid-19.
Gejala yang dimaksud antara lain demam dan batuk-batuk.
Namun, obat ini ternyata tidak mengobati Covid-19 sendiri.
Penelitian mengenai obat ini dipublikasikan dalam jurnal Phytomedicine pada 16 Mei.
Tim peneliti terdiri dari Li Lanjuan, direktur dari Laboratorium Diagnosa dan Pengobatan Penyakit Infeksi, Zhang Boli, presiden Universitas Tianjin Fakultas Pengobatan Tradisional China, dan Zhong Nanshan, dokter pahlawan China yang bisa selesaikan Sars.
Kapsul LH adalah obat yang terbuat dari senyawa herbal China yang terdiri dari beberapa produk tanaman, termasuk honeysuckle Jepang dan lonceng emas.
Para ilmuwan merekrut 284 pasien Covid-19 pada Februari silam dari 23 rumah sakit di 9 provinsi China untuk penelitian tersebut.
Mereka temukan pengobatan dengan kapsul LH selama 14 hari tingkatkan penyembuhan gejala Covid-19.
Secara spesifik, penyembuhan gejala itu mencapai 57.7% pada hari kelima, 80.3% pada hari kesepuluh dan 91.5% pada hari ke-14.
Waktu penyembuhan gejala Covid-19 juga lebih pendek pada grup pengobatan LH.
Contohnya, kapsul tersebut berhasil memendekkan durasi demam menjadi satu hari dan gejala batuk menjadi tiga hari.
Masing-masing dibandingkan dengan kelompok kontrol dan juga memperbaiki foto CT scan dada.
Namun pengurangan virus tidak mencapai angka statistik yang signifikan.
"Dalam ranah efisiensi dan profil keamanan, kapsul LH dapat dianggap sebagai obat Covid-19," demikian kesimpulan studi tersebut.
Daruratnya wabah ini berarti tidak ada "kebutaan" yang mana peneliti tidak tahu siapa yang hanya menerima placebo dan siapa yang menerima pengobatan yang benar.
Peneliti mengakui hal tersebut adalah batasan dari penelitian ini.
Pasien diacak untuk entah menerima pengobatan biasa atau dikombinasikan dengan kapsul LH selama 14 hari.
Pengobatan kapsul ini diberikan sebanyak empat kapsul, tiga kali sehari.
Peneliti selanjutnya mengatakan penelitian lebih lanjut diperlukan untuk tentukan penggunaan kapsul LH dalam waktu lama dapat efisien.
Juga, perlu studi lebih lanjut untuk mengeksplor efek kapsul LH pada pelepasan virus dan resolusi semua gejala.
Sebelumnya, Zhong telah merekomendasikan kapsul LH untuk mengobati pasien Covid-19.
Pada awal Mei, dalam video chat publik dengan mahasiswa China di luar negaranya, ia katakaan jika mereka alami gejala demam, mereka sebaiknya mengkonsumsi obat seperti kapsul LH.
Namun pihak Barat tidak sepenuhnya menerima pengobatan herbal tersebut.
Dokter Kanada peringatkan efek samping saat Kedutaan Besar China membagikan kapsul LH kepada mahasiswanya di sana.
Pada Selasa kemarin, Balai Karantina dan Perlindungan Perbatasan Amerika menangkap tiga paket dari kapsul LH sebanyak 28.800 kapsul.
Kemudian mengutip bahwa tindakan tersebut melanggar Hukum Distribusi Obat, Makanan Federal dan Kosmetik yang melarang makanan, obat, gadget, produk tembakau, atau kosmetik yang tidak sah.
Petugas perbatasan mengatakan bahaya pil tersebut bersifat "katastropik", berikan "konsumen rasa aman yang palsu".
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?
Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini