Suami Tertahan di Vietnam, Anakku Tiap Bangun Tidur Menangis Memanggilnya
by Sahabat HaiBundalink telah dicopy
Jakarta -
Awalnya Nico, suamiku, mendapat pekerjaan di Vietnam sebelum Corona ramai melanda Indonesia. Aku tidak berpikir macam-macam dan hanya bersyukur saja karena namanya dikejar rezeki.
Tapi ternyata dalam perjalanan Nico bekerja di sana, pandemi Corona mulai merambah Asia. Vietnam dan Indonesia mulai menutup perbatasan masing-masing, sehingga ayah dari anak-anakku itu tertahan di sana.
Nico berangkat 16 Maret dan seharusnya pulang pada 15 April 2020 lalu. Tapi hingga akhir Mei ini pun dia masih belum bisa kembali ke Tanah Air.
Paling terpukul adalah anakku yang bungsu. Dia memang paling dekat dengan ayahnya. Setiap bangun tidur, dia pasti menangis ingat Nico.
Sehabis itu adalah tugasku menepuk-nepuknya untuk bilang itu hanyalah mimpi. Aku beri pengertian padanya bahwa ini hanya Corona dan dampak apa yang akan terjadi jika ayah mereka memaksakan diri untuk pulang. Lalu, aku langsung mengambil telepon dan menghubungkan keduanya lewat Video Call.
Paling nyesek di dada adalah setiap kali ada pesawat lewat, mereka akan bilang, "Ayah pulang!". Ibu mana yang enggak nyelos dengar ucapan begitu?
Untungnya support system-ku di Jakarta cukup menenangkan. Mereka berpikir bahwa memang lebih baik suamiku tertahan di sana yang tingkat penyebaran Corona-nya sudah nol. Dibanding pulang ke sini dan mengalami kondisi pandemi yang lebih buruk.
Tapi memang paling sedih adalah saat suamiku harus dikarantina selama 14 hari di sana. Untungnya ada video call yang bisa mengobati kerinduan kami. Dan, semoga pandemi ini cepat berakhir karena anak-anakku sudah kangen padanya.
(Cerita Bunda Silfany di Jakarta)
Simak juga video Donna Agnesia berikut yang menjalani pembatasan kegiatan selama Corona melanda dengan nempel terus bersama suami.