https://asset-a.grid.id/crop/0x0:0x0/700x465/photo/2020/05/27/558690628.jpg
Ibunda Wiwin A Gani menangis sedih di hadapan jenazah anaknya yang tewas tenggelam saat hendak ziarah ke makam salah satu tokoh penyebar Islam di desanya, Selasa (26/5/2020).KOMPAS.com/AMRIZA NURSATRIA HUTAGALUNG

Hendak Ziarah ke Makam Pahlawan Penyebar Agama, Perahu Rombongan SMA Tenggelam di Sungai, 4 Guru Honorer Meninggal Dunia!

by

Laporan Wartawan Grid.ID, Novia Tri Astuti

Grid.ID - Kabar duka datang dari Desa Tanjung Atap, Kecamatan Tanjung Baru Ogan Ilir, Sumatra Selatan.

Tiga belas orang dari lembaga Pendidikan SMA Nurul Yaqin mengalami musibah kecelakaan.

Perahu yang dinaiki rombongan tersebut dikabarkan karam pada Selasa (26/5/2020).

Mengutip dari Tribun Sumsel pada Rabu (27/5/2020), dalam tragedi ini dikabarkan empat orang tidak dapat diselamatkan.

Mulanya prahu yang berangotakan 13 orang itu hendak melakukan ziarah ke Makam Said Umar Bagindo Sari yang merupakan tokoh penyebar agama islam di Sumatra Selatan.

Untuk menuju lokasi ziarah diketahui harus melewati aliran sungai di Desa Tanjung Atap.

Nahasnya saat menyeberangi sungai tersebut, perahu yang mereka tumpangi justru terbalik.

Akhirnya para penumpang pun tercebur kedalam aliran sungai tersebut.

"Empat orang meninggal dunia, mereka sudah dibawa langsung ke rumah masing-masing," ujar Dokter Puskesmas Tanjung Batu, dr. Miftahul Jannah.

Sementara itu melansir dari Kompas, suasana di rumah Romalan (60) memperlihatkan suasana penuh haru.

Tangis orang tua korban pecah saat mendapati anak tunggalnya meninggal dunia.

Romlan adalah orang tua Wiwin A Gani (39) yang menjadi salah satu korban dalam tragedi perahu tengelam itu.

Romlan mengaku terkejut saat mengetahui anak semata wayangnya itu telah meninggal dunia.

“Saya dapat kabar dari kawan bahwa anak saya Wiwin perahunya karam, saat ini sedang dicari, segera saya pergi ke lokasi dan mendapati anak saya sudah meninggal,” kata Romlan.

Romlan menyebutkan bahwa Wiwin adalah anak tunggalnya yang tengah bekerja sebagai guru honorer di SMA Nurul Yakin Tanjung Atap.

“Dia anak tunggal kami, sehari-hari mengajar sebagai tenaga honorer di Nurul Yaqin,” tuturnya.

Saat hendak pergi berziarah bersama rombongan, Wiwin disebutkan tidak memberi tahu sang ayah sebelumnya.

“Ia tidak pamit ke saya kalau hendak ziarah ke makam Sang Raja Umar yang merupakan penyebar agama Islam di sini,” terang Romlan

Dalam tragedi tersebut disebutkan ada 4 guru honorer meninggal dunia.

Keempat korban di antaranya adalah Wiwin A Gani (39) asal Desa Tanjung Atap, Rofiko (36) asal Desa Tanjung Atap, M Azzam Purba (20) asal Desa Tanjung Atap Barat dan Deti (28) asal Desa Tanjung Batu.

Sedangkan guru lain dikabarkan selamat, hanya saja harus dirawat di Puskesmas Tanjung Batu Ogan Ilir.

(*)

Halaman Selanjutnya