Bali Bakal Dibuka Lagi, Pengusaha Hotel Tetap Was-Was
by Ferry Sandi , CNBC IndonesiaJakarta, CNBC Indonesia - Skema new normal rencananya akan diterapkan di sektor pariwisata. Nusa Dua Bali diproyeksikan bakal menjadi kawasan percontohan. Namun, jika melihat grafik kasus infeksi Covid-19 yang terus meningkat, banyak orang yang diperkirakan lebih memilih menahan diri untuk tidak keluar rumah.
Di sisi lain, pelaku usaha diperkirakan bakal lebih banyak mengeluarkan biaya saat beroperasi New Normal. Mulai dari biaya operasional hingga biaya tambahan untuk protokol kesehatan baru. Pasalnya, perlu tambahan biaya untuk pengenaan masker, hand gloves, temperature check serta fasilitas pendukung lain. Namun, menaikkan biaya hotel diperkirakan bukan menjadi solusi.
"Menaikkan harga nggak segampang itu. Selama recovery, hotel harus memberi keringanan biaya agar membentuk confident masyarakat. Misal mereka harus diberi fleksibel dalam cancellation (pembatalan). Harga nggak terlalu mahal. Affordable," kata Ketua Umum DPP Indonesia Hotel General Manager Association (IHGMA) Bali I Made Ramia Adnyana kepada CNBC Indonesia, Rabu (27/5).
Pelaku usaha di bidang pariwisata harus lebih memutar otak agar bisnisnya bisa kembali berjalan lancar. Ramia menyebut sejumlah hotel sudah memberikan promo diskon hingga tahun mendatang, di antaranya melalui penjualan voucher. Namun, pembelian dilakukan sekarang karena hotel memang sedang membutuhkan biaya tambahan.
"Kalau mau buka hotel harus ada capital fund untuk membiayai fix cost di awal bangkit ini. 3-6 bulan dibantu capital fund. ini yang nggak dimiliki oleh para pengusaha karena kehabisan napas sampai akhir Mei. Dana cadangan sudah digunakan dua hingga tiga bulan terakhir. kita minta bantuan pemerintah pusat pikirkan nasib-nasib pengusaha hotel supaya pariwisata bergeliat," sebutnya.
Dana di awal diharapkan dapat menggeliatkan pariwisata dikit demi sedikit. Apalagi, hotel diperkirakan tidak bisa menerima tamu seperti sedia kala, yakni dengan kapasitas full. Pasalnya, protokol kesehatan yang baru bakal mengatur maksimum sebanyak 50% dari kapasitas yang ada. Tentu, peluang meraup omzet akan makin mengecil.
"Ketika mulai booming permintaan, maka bisa naikkan harga kita. Arahnya cenderung ke quality tourism. Kalau liat standar the new normal," sebut Ramia.
Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati atau Cok Ace, saat dimintai tanggapan soal persiapan new normal belum merespons. Namun, informasi yang beredar, pada Sabtu, 23 Juni 2020, jajaran Pemprov Bali mengadakan rapat terkait protokol kesehatan 'baru' untuk sektor usaha dan pemerintah.
Sebelumnya Cok Ace mengatakan kesiapan Bali."Bali siap untuk memenuhi persyaratan menjadi destinasi di masa setelah COVID-19. Angka kesembuhan pasien COVID-19 di Bali mencapai 65 persen. Ini menjadi yang terbaik dibandingkan wilayah lainnya," ujar Cok Ace dalam webinar yang diadakan Indonesia Tourism Forum, Jumat (15/5/2020). (hoi/hoi)