https://cdn1.katadata.co.id/media/oldmedia/thumb/konten/2014/09/960_640_BCA-Katadata-Arief.jpg
Ilustrasi. BCA membukukan laba bersih dalam tiga bulan pertama 2020 sebesar Rp6,10 triliun, naik 8,61% dibandingkan kuartal I 2019Arief Kamaludin|Katadata

BCA Restrukturisasi Kredit 72 Ribu Debitur Senilai Rp 82,6 Triliun

BCA memperkirakan dalam beberapa bulan ke depan, terdapat 250 ribu hingga 300 ribu debitur yang membutuhkan restrukturisasi kredit.

by

PT Bank Central Asia Tbk mencatat, telah merestrukturisasi kredit 72 ribu debitur dengan total nilai outstanding mencapai Rp 82,6 triliun hingga pertengahan bulan ini. Jumlah tersebut mencapai lebih dari 10% total penyaluran kredit perusahaan. 

 

Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja mengatakan, pihaknya telah melakukan upaya strategis bagi debitur yang terdampak pandemi. Upaya ini sejalan dengan inisiatif pemerintah dalam mendukung kelanjutan usaha pelaku bisnis dan perekonomian nasional. 

"Dalam kondisi saat ini, kami berkomitmen membantu nasabah yang kompeten dalam melalui situasi ekonomi yang tidak menentu akibat dampak pandemi Covid-19," kata Jahja, dalam konferesnsi pers virtual, Rabu (27/5).

(Baca: Kredit Kuartal I Tumbuh Dobel Digit, BCA Mampu Raup Laba Bersih Rp 6 T)

Restrukturisasi kredit yang diberikan, antara lain berupa perpanjangan tenor, penundaan pokok, dan penundaan bunga. Adapun pada segmen kredit pemilikan rumah dan kendaraan bermotor, sebagian besar restrukturisasi dilakukan melalui perpanjangan tenor.

Adapun Jahja melihat masih terdapat potesi kenaikan jumlah kredit yang direstrukturisasi dalam beberapa bulan ke depan. Ia bahkan memperkirakan total debitur yang membutuhkan restrukturisasi kredit mencapai 250 ribu hingga 300 ribu dengan nilai outstanding mencapai 20-30% total penyaluran kredit. 

Menurut Jahja, pemberian keringanan pembayaran kredit tersebut akan berdampak pada kinerja pencadangan BCA, meski tak akan terlalu signifikan. Hingga kuartal I 2020, rasio pencadangan terhadap kredit bermasalah atau NPL perseroan mencapai 229,8%, naik dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 189,2%. 

(Baca: Sri Mulyani Segera Rilis Aturan Penempatan Dana Bank Jangkar Rp 87 T)

Emiten berkode saham BBCA ini membukukan laba bersih dalam tiga bulan pertama 2020 sebesar Rp6,10 triliun, naik 8,61% dibandingkan kuartal I 2019. Penyaluran kredit perseroan tercatat tumbuh 12,3% mencapai Rp 612,16 triliun, sedangkan dana pihak ketiga naik 16,8% menjadi Rp 741,02 triliun. 

Rasio NPL gross naik dari 1,5% menjadi 1,6%, sedangkan NPL net naik dari 0,5% menjadi 0,6%. 

Video Pilihan