Virus Corona pada Ibu Hamil Dapat Merusak Plasenta? Ini Penjelasan Ahli
by Yuni Ayu Amidalink telah dicopy
Jakarta -
Baru-baru ini sebuah penelitian mengungkapkan bahwa virus Corona pada ibu hamil bisa menyerang plasenta, Bunda. Virus COVID-19 dapat menyebabkan terganggunya pengiriman oksigen dan nutrisi pada janin.
Dikutip dari New York Post, studi yang diterbitkan dalam American Journal of Clinical Pathology menemukan bahwa semua plasenta peserta yang diuji menunjukkan tanda-tanda kerusakan. Para penrliti mengatakan, mereka yang terinfeksi virus mungkin perlu pemantauan lebih dekat.
Pengujian tersebut dilaksanakan secara rutin di Northwestern Medicine Prentice Women's Hospital antara 18 Maret dan 5 Mei. Dalam tes tersebut, para peneliti mengamati 16 wanita hamil yang positif COVID-19.
Dari 16 wanita, ada 12 yang memiliki jenis kerusakan yang disebut malperfusi vaskular yang dapat mengganggu aliran darah dari ibu ke janin. Enam dari mereka memiliki gumpalan darah beku di plasentanya.
"Temuan ini mendukung bahwa mungkin ada sesuatu yang membeku terkait virus Corona, dan itu terjadi di plasenta," ujar dr.Jeffrey Goldstein, ahli patologi Northwestern, kepada Reuters.
Masalah-masalah ini dapat menghambat peran plasenta dalam memberikan oksigen dan nutrisi dari aliran darah ibu ke janin, dan juga mengeluarkan kotoran dari darah bayi.
Lebih lanjut, kata para peneliti, 15 wanita melahirkan bayi yang sehat, sementara satu keguguran. Hanya saja, bayi yang dites dan positif COVID-19, tidak satupun yang selamat.
Para peneliti mengakui kecilnya ukuran penelitian ini. Tetapi mereka juga mengatakan temuan ini menyoroti tentang bagaimana Corona dapat memengaruhi kehamilan.
"Bukan untuk memberikan gambaran yang menakutkan, tetapi temuan ini membuat saya khawatir," kata dokter kandungan Northwestern Medicine, dr.Emily Miller.
Sementara itu, untuk antisipasi, Miller mengatakan para dokter bisa mulai menguji pengiriman oksigen dari plasenta selama kehamilan di samping mengikuti pertumbuhan bayi dengan menggunakan ultrasound.
"Kita harus mendiskusikan apakah harus mengubah cara memantau wanita hamil saat ini," tukasnya.
Semoga ada kabar baik ya, Bunda, agar tidak menimbulkan kecemasan untuk ibu hamil.
Simak juga the new normal dalam video ini: