Inggris Revisi Data Corona, Angka Kematian Bertambah Jadi 46 Ribu

by
https://awsimages.detik.net.id/community/media/visual/2020/05/08/ee256f45-d35e-465a-9e10-2bd63254d4e9_169.jpeg?w=700&q=90
Foto: Potret kesibukan petugas ambulans di Inggris tangani pasien Corona (Getty Images/Leon Neal)

London -

Jumlah kematian "yang terkait" virus Corona di Inggris kini telah meningkat menjadi 46.000, jauh lebih tinggi dari 36.914 kematian yang secara resmi dilaporkan. Data ini merupakan hasil pembaruan statistik yang dirilis pada Selasa (26/5/2020).

Seperti dilansir AFP, Selasa (26/5/2020) jumlah korban meninggal dunia harian yang dirilis di Inggris hanya mencakup kematian yang telah dinyatakan positif Corona.

Tetapi Kantor Statistik Nasional (ONS) melakukan studi terpisah guna menghitung semua kematian di mana COVID-19 diduga atau disebutkan pada sertifikat kematian.

Angka itu naik menjadi sekitar 46.000. Semua tersebar di Inggris, Wales, Irlandia Utara dan Skotlandia, meskipun masing-masing melaporkan jumlah kematian yang dihitung dengan tanggal yang sedikit berbeda - baik 15 Mei atau 20 Mei.

Artinya jumlah kasus terkait virus Corona Inggris sekarang semakin tinggi, meskipun tren mingguan terus menunjukkan perlambatan dalam penyebaran virus.

Beberapa negara berjuang untuk menghitung korban kematian akibat virus Corona. Spanyol mengambil langkah tidak biasa dengan merevisi korban kematian akibat Corona hampir 2.000 menjadi 26.834 pada Senin (25/5).

Hal ini terjadi karena pejabat Spanyol beralih ke sistem pengumpulan data baru yang menemukan bahwa beberapa kematian dihitung dua kali.

Tetapi sebagian besar negara percaya bahwa korban kematian Corona resmi mereka melaporkan skala bencana kesehatan yang sebenarnya.

Italia, yang menanggung beban paling awal dari penyakit ini di Eropa, menemukan pada awal Mei bahwa ada hampir 11.700 kematian yang tidak terhitung di rumah sakit, panti jompo dan masyarakat antara 20 Februari dan 31 Maret saja.

Jika kematian ini ditambahkan ke angka kematian resmi, jumlah kematian COVID-19 Italia akan sama dengan yang dilaporkan di Inggris pada hari Selasa (26/5).

Inggris adalah salah satu negara Eropa terakhir yang mulai bangkit pasca lockdown Corona. Sebagian besar toko ditutup dan beberapa restoran dan kafe yang buka hanya menyediakan layanan makanan yang dibawa pulang dan pengiriman.

Tetapi Perdana Menteri Inggris Boris Johnson berniat untuk membuka kembali sekolah untuk anak-anak yang lebih muda pada 1 Juni. Toko non-esensial akan tetap ditutup pada 15 Juni jika virus Corona masih ditemukan.

Tonton juga video 'Toko-toko di Inggris Kembali Buka pada 15 Juni':

[Gambas:Video 20detik]

(rdp/ita)