https://akcdn.detik.net.id/visual/2019/12/01/a617b5e3-2b0f-4f23-8854-6e63e031db2c_169.jpeg?w=1280&q=90
7 Kesalahan Orang Tua yang Dapat Merusak Mental Anak/ Foto: iStock

7 Kesalahan Orang Tua yang Dapat Merusak Mental Anak

by

link telah dicopy
Jakarta -

Setiap orang tua pasti menginginkan yang terbaik untuk anaknya. Termasuk memiliki mental yang kuat salah satunya. Terlebih saat ini anak-anak hidup di era yang semakin penuh dengan tantangan, Bunda.

Sayangnya orang tua kerap tidak menyadari bahwa pengasuhan yang mereka lakukan sangat berdampak dalam membangun mental anak. Pengasuhan yang keliru bisa membuat mental anak menjadi lemah. Lalu, pengasuhan seperti apa yang bisa membuat mental anak lemah atau bahkan merusak kepercayaan diri mereka?

Berikut ini 7 kesalahan pengasuhan yang dilakukan orang tua yang memengaruhi mental anak, dikutip dari CNBC:

1. Menyepelekan perasaan anak

Anak-anak perlu tahu bahwa mengekspresikan dan berbicara tentang emosi mereka itu sehat. Ketika orang tua mengatakan pada anak-anak mereka hal-hal seperti "jangan sedih karena hal itu" atau "itu bukan masalah besar," artinya orang tua mengirim pesan bahwa perasaan merupakan hal yang tidak penting dan lebih baik untuk menekan mereka.

Jika anak menunjukkan ekspresi ketakutan saat ada badai kencang, misalnya, pertimbangkan untuk mengatakan, "Bunda tahu sekarang kamu merasa takut," Kemudian tanyakan kepada mereka apa yang menurut mereka akan membuat mereka merasa lebih baik. Ini mengajarkan mereka bagaimana mengelola dan mengatasi emosi sendiri. Tujuannya adalah untuk melatih brainstorming mereka sampai mereka mendapatkan cara yang berhasil.

2. Selalu menyelamatkan mereka dari kegagalan

Sebagai orang tua, sulit untuk menyaksikan anak-anak berjuang melewati tantangan yang dapat mereka atasi dengan mudah. Coba pikirkan, membantu mereka mengerjakan pekerjaan rumah dengan memberikan jawabannya hanya akan menjadi bumerang, karena kita tidak bisa membantu mereka saat di sekolah. Pada akhirnya prestasi anak di sekolah pun bisa terancam.

Kegagalan adalah bagian besar dari kesuksesan. Jika anak-anak tidak pernah diberi kesempatan untuk mempelajari pelajaran yang datang dengan kegagalan, mereka tidak akan pernah mengembangkan ketekunan yang mereka butuhkan untuk bangkit kembali setelah mengalami kemunduran.

https://akcdn.detik.net.id/community/media/visual/2019/12/01/8934b63f-d2d4-46af-b510-999fc0e6ccd9.jpeg?w=1280
mother scolds her child/ Foto: iStock

3. Terlalu memanjakan anak

Anak-anak suka barang, dan orang tua suka memberikannya pada mereka. Tetapi penelitian menunjukkan bahwa ketika Bunda memberi anak-anak apa pun yang mereka inginkan, mereka kehilangan keterampilan yang berkaitan dengan kekuatan mental, seperti disiplin diri.

Sebaliknya, orang tua bisa mengajarkan anak untuk belajar mengontrol diri dengan memberikan peraturan yang jelas ketika mereka ingin mendapatkan sesuatu. Misalnya, dengan memberikan pekerjaan rumah, atau saat mereka dapat mengerjakan tugas dengan baik, kita bisa memberinya sedikit hadiah. Dengan begini mereka akan belajar bahwa untuk mendapatkan sesuatu mereka harus melakukan usaha terlebih dulu.

4. Mengharapkan kesempurnaan

Wajar jika kita ingin anak menjadi yang terbaik dalam segala hal. Namun, menetapkan standar terlalu tinggi dapat menyebabkan masalah harga diri dan kepercayaan diri di kemudian hari.

Bangun kekuatan mental pada anak-anak dengan memastikan harapan itu realistis. Bahkan jika anak-anak tidak mampu mewujudkannya, kemunduran yang mereka hadapi masih akan mengajarkan mereka pelajaran hidup yang berharga dan bagaimana untuk berhasil di masa depan.

5. Memastikan mereka selalu merasa nyaman

Ada banyak hal yang mungkin membuat anak merasa tidak nyaman, terutama ketika mencoba melakukan sesuatu yang baru. Seperti misalnya mencoba makanan baru, mencari teman baru, bermain olahraga baru, atau pindah rumah dan harus pergi ke sekolah baru.

Tetapi seperti halnya kegagalan, merangkul momen-momen tidak nyaman dapat meningkatkan kekuatan mental. Dorong anak-anak untuk mencoba hal-hal baru. Bantu mereka memulai, karena itulah bagian tersulit. Tetapi begitu mereka mengambil langkah pertama, mereka mungkin menyadari bahwa itu tidak sesulit yang mereka kira.

6. Tidak mengatur batas orangtua dan anak

Orang tua ingin anak-anak membuat keputusan sendiri, tapi mereka juga perlu tahu bahwa orang tua bosnya. Misalnya, jika Bunda mengatur jam malam untuk anak yang berusia 12 tahun, pastikan mereka mematuhinya.

Anak-anak yang kuat secara mental memiliki orang tua yang memahami pentingnya batasan dan konsistensi. Mengalah dan membiarkan aturan dinegosiasikan terlalu sering dapat menyebabkan perebutan kekuasaan antara orang tua dan anak.

7. Tidak merawat diri sendiri

Semakin tua usia kita, semakin sulit mempertahankan kebiasaan sehat, misalnya makan sehat, berolahraga setiap hari. Itu sebabnya penting untuk menjadi role model dalam kebiasaan merawat diri, agar kelak dicontoh oleh anak.

Penting juga untuk melatih keterampilan koping atau menyelesaikan masalah di depan anak-anak. Misalnya, jika kita stres tentang pekerjaan, pertimbangkan untuk memberi tahu anak, misalnya dengan mengatakan, "Bunda merasa sangat lelah di tempat kerja, jadi Bunda akan bersantai dengan teh dan buku."

Semoga membantu, Bunda.

Simak juga cara Meisya Siregar mendidik anak dalam video ini:

[Gambas:Video Haibunda]

 

(yun/rap)
link telah dicopy