Dampak Corona, PDB Prancis Diramal Anjlok 20% di Q2
by Rehia Sebayang, CNBC IndonesiaJakarta, CNBC Indonesia - Badan statistik nasional Perancis, INSEE, mengatakan pertumbuhan ekonomi negara itu bisa mengalami kontraksi sekitar 20% pada kuartal kedua. Penyebabnya adalah langkah-langkah penguncian (lockdown) yang telah diterapkan negara itu untuk membendung penyebaran wabah virus corona (COVID-19) selama beberapa bulan terakhir.
Lembaga itu juga mengatakan bahwa aktivitas ekonomi negara itu telah kembali meningkat setelah lockdown dilonggarkan awal bulan ini, namun aktivitasnya masih cukup lemah.
Lembaga itu menambahkan bahwa belanja konsumen meningkat. Tetapi, tingkat kepercayaan konsumen telah turun sedikit lebih dalam.
Indeks kepercayaan konsumen INSEE turun dua poin menjadi 93 poin di bulan Mei, setelah turun 8 poin di bulan sebelumnya, menurut RTE.
"Rumah tangga menunjukkan pesimisme yang nyata mengenai situasi ekonomi Prancis," kata INSEE.
Di sisi lain, indeks kepercayaan bisnis naik sedikit, menjadi 59 poin, setelah mencapai revisi 53 poin pada April, angka terendah yang pernah tercatat sejak INSEE mulai menghitung indeks pada 1980.
"Indikator tentang aktivitas di masa depan telah berhenti jatuh, tetapi pengumuman tentang prospek tetap suram," jelasnya.
Prancis merupakan salah satu negara yang terdampak corona paling parah. Negara ini pernah masuk dalam lima besar negara dengan kasus corona terbanyak di dunia untuk waktu yang cukup lama.
Menurut Worldometers, Prancis hingga saat ini telah mengonfirmasi 182.722 kasus corona. Di mana korban meninggal akibat virus asal Wuhan, China itu telah mencapai 28.530 jiwa dan 65.879 orang sembuh. Dengan kasus sebanyak itu, Prancis menjadi negara ketujuh yang memiliki kasus COVID-19 terbanyak di dunia saat ini.
(res)