https://statik.tempo.co/data/2020/05/16/id_938601/938601_720.jpg
Presiden AS Donald Trump berbicara tentang upaya pemerintah untuk mengembangkan vaksin ketika Dr. Debbie Birx, koordinator respons virus corona Gedung Putih, dan Direktur Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular AS Dr. Anthony Fauci mendengarkan selama konferensi pers terkait virus corona di Rose Garden di Gedung Putih di Washington, AS, 15 Mei 2020. [REUTERS / Kevin Lamarque]

Twitter Berikan Label Cek Fakta Ke Cuitan Donald Trump

by

TEMPO.CO, Jakarta - Untuk pertama kalinya sejak Donald Trump menjadi Presiden Amerika, Twitter melakukan cek fakta ke cuitannya. Dengan kata lain, jika tweet Trump diketahui menyesatkan atau tidak akurat, maka Twitter bisa langsung menandainya agar dihindari netizen.

Pemberian label cek fakta tersebut dilakukan Twitter terhadap tweet Trump soal pemilu Amerika. Dalam tweetnya, Trump menentang pengiriman surat suara, yang sudah dicoblos, via pos karena dianggap akan menimbulkan penipuan dan kecurangan. Menurut Twitter, cuitan Trump tersebut bermasalah.

"Cek fakta soal pengiriman suara suara via pos," ujar peringatan Twitter yang dicantumkan di setiap akhir cuitan Trump, Rabu, 27 Mei 2020. Tiap peringatan tersebut, apabila di-klik, akan membawa netizen ke laman kurasi cek fakta.

Dalam keterangan persnya, Twitter menjelaskan bahwa pemberian label cek fakta tersebut untuk memberikan konteks terhadap ucapan Trump. Harapannya, dengan pemberian label cek fakta terhadap tweet-tweet bermasalah, tak hanya dari Trump, praktik disinformasi bisa dikurangi.

Hingga berita ini ditulis, belum diketahui apakah kebijakan Twitter ini akan berlaku surut. Dengan kata lain, belum diketahui apakah Twitter akan memberikan label serupa pada tweet-tweet Trump yang lama. Sebab, tidak sedikit figur yang mempermasalahkan tweet Trump selama ini karena tidak akurat.

Salah satu tweet Trump yang kontroversial karena tidak akurat adalah ketika ia menuduh politisi Republikan, Joe Scarborough terlibat dalam kasus matinya staf kongres Amerika, Lori Klausutis. Tweet tersebut tidak akurat karena hasil autopsi Klausutis jelas-jelas menunjukkan ia mati karena penyakit jantung.

Timothy, istri dari mendiang Klausutis, meminta Twitter untuk mencabut tweet Donald Trump yang tidak akurat tersebut. Namun, kala itu, Twitter tidak menanggapinya.

ISTMAN MP | CNN